Selasa, 09 Juni 2020

Cerita Sex Selingkuh Dengan Kakak Ipar Karena Kesepian

judi online - Aku sungguh tak percaya perselingkuhan ini bisa terjadi antara aku, sebut saja Toni (24 tahun) dengan kakak iparku yang bernama mbak Ratna (30 tahun). Kisah ini terjadi dua tahun yang lalu ketika Mas Iwan (40 tahun) mengalami kecelakaan kerja dan koma selama 3 bulan di rumah sakit.

Dia memang bekerja sebagai pengawas bangunan di sebuah proyek pembangunan gedung bertingkat. Untuk membantu Mbak Ratna akhirnya aku selaku adiknya langsung ke Surabaya, karena memang mereka sudah menetap disana. Kedatanganku cukup membantu karena di Surabaya mereka tidak memiliki saudara, semua saudaranya termasuk aku tinggal di Kota Malang. Mbak Ratna sendiri hanya Ibu rumah tangga biasa dengan 1 orang anak yang masih kelas 3 SD.

Awalnya aku sempat canggung tinggal bersama kakak iparku itu, namun setelah sebulan bersama kami mulai akrab, aku sering mengajaknya bercanda dengan maksud agar dia bisa bahagia dan tersenyum dalam menghadpi cobaan ini. Usahaku berhasil, dia tidak lagi murung dan perlahan-lahan mulai pulih psikologisnya. Sejak saat itu dia mulai bisa terbuka dan kami tak canggung lagi untuk saling ngobrol.

Dengan Saat ngobrol santai itulah Mbak Ratna menceritakan hubungan dengan suaminya selama ini setelah itu akupun menceritakan hubunganku dengan pacarku. Dia sempat terkejut saat aku bercerita bahwa aku sering ngentoti pacarku di kamar kos, namun aku santai saja bercerita sehingga dia semakin penasaran. Dia tampak memperhatikan ceritaku dengan serius, sesekali dia bertanya bagaimana ekspresi wajah pacarku saat di entoti maupun saat mencapai orgasme.

Karena cerita itulah awal perselingkuhanku dengan Dia terjadi. Setelah aku selesai menceritakan adegan demi adegan aksiku saat ngentoti pacarku dengan berbagai posisi dan gaya kulihat wajah Mbak Ratna tampak memerah, desahan napasnya juga tak teratur, aku tahu dia mulai birahi. Semula aku hanya sekedar iseng aja mengatakan Waahhh… ko diam aja dengar ceritaku….. mbak Ratna terangsang yaa?

Dia tampak gugup menjawab pertanyaanku yang mendadak dan jadi salah tingkah. Akupun semakin menggodanya, Sudahlah mbak… kalo terangsang juga ga apa-apa ko, itu alami dan sebaiknya hasrat itu di salurkan…. he…he…. sambil tersenyum aku mengatakan itu. Dasar kamu Ton ada-ada aja, memangnya kamu tau dari mana aku lagi horni, jangan mengarang ah…. jawab mbak Ratna sambil berdiri dan melangkah menuju dapur.

Aku segera mengejarnya dan meraih tangannya. Mbak kalau aku bisa membuktikan bahwa mbak Ratna lagi horni mbak mau kasih hadiah aku apa….? Dia tersipu malu dan menjawab…terserah kamu mau minta apa aja boleh…. sambil melepaskan tanganku dia kembali menuju dapur dan mengambil segelas air, tampaknya dia kehausan karena terangsang.

Aku segera mendekatinya dari belakang dan langsung saja kusingkap roknya ke atas dan kuusapkan jari tangan kananku di celana dalamnya, gerakanku sangat cepat sehingga dia tidak sempat menghindar. Setelah itu akupun segera berucap, Maaf mbak, sepertinya aku menemukan bukti yang kuat kalau mbak lagi horni, celana dalam mbak terasa sangat basah. Dia sangat terkejut dan berkata, Ton kamu ko bisa begitu si…. ? Mbak sekarang terbuktikan tebakanku. Sekarang hadiahnya aku mau minta… Dia tampak bingung dengan pernyataanku, Ya sudah deh Toni, karena kamu sudah tau, sekarang kamu minta apa.?

Inilah kesempatanku untuk bisa ngentoti mbak Ratna, aku segera memeluk dan mencumbuinya. Dia berusaha menolak, Ton kamu mau apa…? Mbak aku ingin ngentot sama kamu sebagai hadiahnya. Gila kamu Ton… aku kan Istri kakak kamu. Sudahlah mbak santai aja… sama saja kok. Saya janji akan buat kamu puas dengan permainaku yang hot. Mbak Ratna diam saja, tampaknya dia semakin terangsang karena sejak dari tadi Memeknya terus ku obok-obok dengan jariku.

Diapun hanya pasrah saja ketika aku melucuti semua pakaiannya sehingga dalam sesaat kami sudah sama-sama bugil. Setelah itu aku langsung mengambil posisi jongkok di belakang pantatnya, dia yang kuminta menungging sambil berpegangan pada meja dapur. Dengan penuh semanat aku langsung memainkan lidahku di mulut memeknya. Itil miliknya yang tegang dan basah terus kujilati dengan sesekali kusedot bagian lubang memeknya.

Permainanku ini membuat Dia sangat terangsang sehingga dia mencapai orgasme Cret… Cretzzz cairan putih dan hangat keluar dari memeknya dan mengalir membasahi jembutnya yang hitam dan lebat. Setelah itu giliran dia yang kuminta jongkok di depanku lalu kuminta mengulum kontolku yang tegak berdiri. Dengan penuh semangat Mbak Ratna mengulum senjataku Slep…slep…. rasanya sungguh nikmat dan aku semakin tidak tahan untuk segera ngentiti dia. Segera kuminta dia kembali berdiri, namun saat akan kumasukkan kontolku ke memeknya dia menahanku. Jangan disini Ton, nggak nyaman… kita ke kamar aja yuk. Akhirnya kami melangkah kekamar sambil tanganku terus meremas pantatnya yang bahenol itu.

Cerita Sex Selingkuh Dengan Di atas kasur dia langsung melentangkan tubuhnya yang putih itu. Mbak Ratna tergolong wanita ToGe alias Toket Gede, karena ukuran nya memang suoer jumbu bahkan lima jariku saja tak cukup untuk meremasnya secara penuh. Mungkin ukurannya sekitar 36 C bahkan mungkin lebih. Setelah puas memandanginya aku segera menindihnya dari samping, kemudian sedikit kucumbui agar kami jadi hot, sesaat kemudian langsung kuentoti dia dengan posisi nungging.

Tanpa kesulitan kontolku melesat masuk ke memeknya, Blezzzz…… Slep…. dan langsung kugoyang dengan tempo cepat. Clup……Slep…..Slepppp….Cluppp… Ahhh…ah…. Ohhh rasanya sungguh nikmat. Dari kaca besar yang ada di meja rias kulihat Toket mbak Ratna berayn-ayun seperti balon yang di isi air dan di goyang-goyang selain iti kulihat dia juga mendesah dan merintih. Saat itu memang aku sengaja mengarahkan wajahnya menghadap ke cermin rias.

Dalam posisi nungging itu mbak Ratna kembali orgasme, dia meminta berhenti untuk istirahat, namun aku menolaknya, aku hanya membalikkan badanya dengan posisi terlentang. Setelah itu aku langsung kembali mengentotnya sambil kedua kakinya kutekuk kearah perutnya sehinga menempel di puting susunya yang besaer dan berwarna coklat. Dengan posisi itu aku sangat bersemangat karena aku bisa menyaksikan kontolku yang perkasa menerjang dengan semangat memek mbak Ratna yang empuk iti.  judi bola online

Clep…. Clepp…. Plakk…. Plakkk ….clepp……clepp, suara tabrakan antara pankal pahaku dengan pantatnya dan cuara yang keluar dari memek saling bersahutan sehingga sangat asik terdengar, mbak Ratna kembali terangsang dengan rintihan dan desahan yang semakin keras Akkkh….ahhh….ohhh Ton Kontolmu enak sekali…… akupun semakin bersemangat mendengar rintihan itu dan akhirnya kami sama-sama mengalami orgasme…Oh….. sayang…… Ahhh…ahhh…. memek kamu benar-benar mantap…. Crotttt…..crot… air maniku mengalir deras membanjiri memek mbak Ratna.

Permainan birahi yang dahsyat itu membuat tubuh kami sangat lemas dah lelah sehingga kami tertidur sampai sore hari. Dan sejak saat itu aku sering ngentoti mbak Ratna dengan berbagai macam variasi gaya. dia sangat bersemangat aku entoti dengan gaya yang baru dan belum pernah dia coba sehingga hubunganku dengan dia semakin hot.

Hubunganku terus berlanjut sampai akhirnya mas Iwan sadar dari koma dan di ijinkan pulang dari rumah sakit. Walaupun mas Iwan sudah di rumah tapi kami masih tetap ngentot bila ada kesempatan dan mbak ratna tidak pernah menolak. Namun setelah mas Iwan pulih dan dapat kembali bekerja aku kembali pulang le kota Malang dan meninggalkan kenangan indah itu.

Untuk mengobati rasa rinduku pada permainan mbak Ratna, sebulan sekali aku berkunjung ke Surabaya untuk menyalurkan hasratku. Hingga sekarang hubungan ini terus berlanjut. Mas Iwan maafkan atas perbuatan adikmu yang kurang ajar ini…

Read More »»  

Senin, 08 Juni 2020

Mbak Gisel Yang Montok Jago Ngesex

judi online - Halooooo… Perkenalkan namaku Shandy, adalah seorang supir dari boss pemilik berbagai perusahaan real estate di Jakarta. Malam itu, Pak Alvin boss ku, mengizinkan aku membawa kendaraannya pulang karena hujan yang cukup deras dari sore dan hari sudah semakin larut. Ditambah aku memang orang kepercayaan Pak Alvin.

Selesai ku antarkan Pak Alvin yang setengah mabuk karena bersenang-senang di klub malam, ku pacu kendaraan dengan kecepatan sedang menuju tol dari arah Pondok Indah. Waktu sudah menunjukan pukul 02:30 pagi, jalan begitu sepi karena malam dan hujan yang tak kunjung berhenti.

“Besok Jakarta pasti banjir nih, hujan seharian gini…” gumamku dalam hati.

Sekitar 100 meter setelah melewati Pondok Indah Plaza, aku melihat sebuah sedan menepi dengan kap mesin yang terbuka. Aku pun tanpa pikir panjang segera berhenti di belakang mobil tersebut, berniat untuk membantu. “Mana mungkin ada orang jahat pura-pura minta tolong jam segini ditengah hujan deras, dengan mobil yang lebih mahal dari mobil yang ku bawa malah…” Pikirku dalam hati.

Segera ku ambil payung di bagian belakang mobil, dan menghampiri si pemilik mobil yang sedang berdiri sambil memegangi payung di depan kap mobil tersebut.

“Kenapa mobilnya, pak? Ada yang bisa saya bantu?” Tanyaku ramah sambil mengerenyitkan dahi, cahaya yang redup dan hujan yang cukup deras, membuatku kesulitan melihat si pemilik mobil yang sedikit tertutup payung.

“Ini, Mas. Mogok, gak tau kenapa…” Jawabnya pelan. Aku pun kaget karena ternyata ia seorang perempuan, dari suaranya terdengar belum terlalu tua. Mungkin sekitar 30 tahunan.

“Oh, maaf mbak gak liat, kirain cowok, hehehe…” Balasku untuk memecah kekakuan. “Coba sebentar saya liat, kebetulan saya ngerti mesin kok…”

Wanita tersebut memersilahkan aku untuk menangani mobilnya. Aku pun sibuk memerhatikan dan mencari tahu masalah sampai mobil tersebut tidak mau menyala.

“Kenapa tidak telepon asuransi atau tukang derek aja, mbak?” Kataku sambil tetap berfokus pada mesin mobilnya.

“Maunya sih gitu, tapi handphone saya mati semua, Mas. Batrenya abis…” Jawabnya memelas. Suaranya sudah parau, sepertinya ia baru saja menangis.

“Kalau saya cek sih, gak ada masalah apa-apa, mbak. Saya bingung juga kalau liatnya ditempat gelap dan hujan deras gini…” Jelasku singkat. “Saya pinjamkan handphone untuk menelpon asuransi atau tukang derek saja ya, mbak. Bagaimana?” Tawarku padanya. Ia hanya mengangguk pelan.

“Makasih ya, Mas…” Ujarnya saat ku berlalu menuju mobil untuk mengambil handphone ku.

“Ini Mbak…” Kataku sambil menyerahkan handphone bututku yang bahkan tidak memiliki kamera tersebut.

Wanita tersebut meraih ponselku dan mengambil sepucuk kartu nama dari dompetnya. Aku sedikit menjauhkan diri saat ia sedang menelpon setelah aku tutup kembali kap mesinnya.

Tidak lama kemudian, “Ini mass… Terima kasih banyak ya. Aku sudah menelpon tukang derek supaya mobilku bisa diangkut ke bengkel…”

“Iya, mbak sama-sama. Mbak mau pulang kemana emangnya?”

“Ke Pondok Labu, Mas…” Jawabnya singkat. Awalnya aku ingin menawarkan diri untuk mengantarnya pulang, tapi langsung ku urungkan niat tersebut karena yakin ia akan menolak, mungkin ia takut akan ku perkosa.

“Saya temani disini ya mbak sampai tukang dereknya datang. Daripada sendirian, kalau ada orang jahat, bisa repot…” Tawarku.

“Gak usah repot-repot, mas. Sudah dipinjamkan handphone saja sudah cukup kok.”

“Gapapa kok, mbak. Saya juga bawa mobil, tau lah rasanya gimana kayak mbak gini.” Balasku tenang. “Ini, ini KTP saya, kalau-kalau mbak takut saya berbuat jahat, paling gak mbak tau identitas saya…” Ujarku sambil menyodorkan KTP dari dalam dompetku.

Ia pun tersenyum, “Tidak perlu, mas. Saya tau kok mas orang baik dan tidak ada niat jahat.”

“Ya sudah kalau begitu saya temani ya.”

Wanita tersebut pun mengangguk.

“Mbak lebih baik duduk di dalam mobil, daripada kebasahan kena hujan gini…” Saranku padanya. “Saya temani disini saja.”

“Ya enggak dong, mas. Masa saya di mobil, mas di luar.”

“Kalau begitu, tunggu di mobil saya saja mbak. Biar saya hidupkan mesinnya, jadi ada AC dan lampunya. Bagaimana?”

Ia pun menyetujui ideku.

Kami berdua pun masuk ke dalam mobil. Ia duduk di kursi depan, dan aku duduk disampingnya di kursi pengemudi. Setelah lampu dalam mobil ku hidupkan, barulah ku bisa melihat dengan jelas wanita cantik yang sedang duduk disebelahku ini.

Tubuhnya cukup proporsional, dengan rambut hitam panjang sepunggung, celana jeans hitam ketat dan kaos putih yang ditutupi jaket coklat terlihat serasi dengan wajah manisnya. Hidung mancung, kulit putih dan bibir tipisnya menambah kecantikannya, apalagi saat ia sedang tersenyum.

“Mbak siapa namanya?” Tanyaku.

“Gisella, mas. Kalau mas?”

“Aku Shandy, mbak…”

“Gak usah pake mbak, Gisell aja mas..”

“Jangan pakai mas juga kalau gitu, Shandy saja…”

Ia pun tertawa kecil mendengar jawabanku.

“Kamu seperti habis menangis, kenapa sell?” Tanyaku.

Gisell terdiam sambil memandangi kaca depan mobil.

“Maaf kalau aku lancang, hanya bertanya…” Tambahku khawatir ia tersinggung dengan pertanyaanku barusan.

“Enggak kok, Shan. Aku capek aja, lagi banyak masalah, pas mau pulang eh mobil malah mogok. Bikin perasaan makin gak karuan…” Jelasnya.

“Banyak bersabar kalau gitu, mungkin emang lagi banyak cobaannya. Siapa tau besok malah banyak rejekinya.” Hiburku seadanya. Gisell pun sedikit tersenyum.

Obrolan pun mengalir, tanpa diminta Gisell pun menceritakan masalah yang sedang dihadapinya. Orang tuanya sedang dalam proses bercerai, pacarnya pergi meninggalkannya karena ia terlalu sibuk bekerja dan mengurus masalah ke dua orang tuanya. Gisell sendiri seorang karyawan di perusahaan tambang yang kantornya terletak di bilangan Pondok Indah. Lulusan universitas jurusan hukum.

Tidak terasa, hampir satu jam kami ngobrol kesana kemari, sampai akhirnya mobil derek datang. Gisell pun segera mengisi formulir yang diberikan, lalu masuk kembali ke dalam mobilku.

“Terima kasih banyak ya Shan sudah membantu…” Ucapnya begitu masuk ke dalam mobilku.

“Iya sama-sama, Sell. Aku antar ke rumah ya, gimana?”

“Kamu emang pulang kemana? Jangan deh, takut ngerepotin…”

“Enggak kok, kebetulan rumah ku di Cinere. Jadi searah kan sama rumahmu?”

“Oh ya? Iya deh kalau gitu, sekali lagi makasih ya. Udah ditolongin pinjem handphone, sekarang ditolongin sampe dianterin…”

“Udah, tenang aja…” Balasku.

Hari sudah semakin pagi, hujan sudah selesai berganti kabut tipis yang menutupi jalan. Tidak sampai setengah jam perjalanan, kami sudah mendekati tujuan.

“Rumah kamu dimana, Sell?” Tanyaku.

Gisell pun menunjukan arah ke rumahnya. Aku dengan teliti menyetir, selain karena mata yang sudah letih juga rasa kantuk yang semakin datang.

Tidak terlalu sulit mencari rumahnya karena terletak di pinggir jalan. Rumah besar yang mewah tersebut terlihat gelap tanpa cahaya sama sekali di dalamnya.

“Sepi banget, kamu tinggal sendiri?”

“Iya, sudah lama aku tinggal sendiri di sini. Orang tuaku tinggal di rumah yang di Kelapa Gading. Itu pun gak tau masih serumah atau udah pisah…” Jawabnya sedikit kesal. judi bola online

Aku pun tidak berani untuk banyak bertanya.

Setelah pintu gerbang yang bisa dibuka otomatis dengan remote dari dalam tas Gisell terbuka, mobilku pun ku masukan lalu parkir di depan pintu masuk rumahnya.

Rumah bergaya minimalis, dua lantai dengan cat berwarna putih terlihat suram tanpa penghuni, kebun kecil di depannya pun kurang terawat karena banyak tanaman yang mati dan layu.

“Akhirnya sampai…” Ucapku sambil menarik rem mobilku.

“Iya nih. Shan, udah hampir pagi. Kamu gak mau tidur dulu aja di rumahku? Besok pagi baru pulang. Daripada kenapa-kenapa di jalan karena ngantuk…” Tanya Gisell.

“Enggak apa apa kok, udah biasa banget nyetir jam segini, namanya juga supir hehehe…” jawabku santai. Padahal dalam hati ingin sekali aku numpang tidur di rumahnya. Sayangnya aku merasa tidak enak hati untuk menerima tawarannya.

Namun berbeda dengan Gisell, ia memaksa diriku untuk menginap. “Anggap aja aku bayar utang budi karena kamu sudah membantu aku….” Begitu kata-katanya untuk membujukku.

Aku pun luluh dan menerima tawarannya.

Gisell memersilahkan aku masuk ke dalam rumahnya. Aku merasa canggung masuk ke rumah wanita muda cantik yang baru ku kenal beberapa jam yang lalu di pinggir jalan. Namun Gisell terlihat santai dengan kehadiranku.

Gisell pun menawarkan beberapa pakaian dan celana pendek untuk ku gunakan tidur, beberapa milik Ayahnya yang ukurannya tidak jauh berbeda denganku. Gisell juga mengantarkanku ke kamar tamu yang bisa kugunakan untuk beristirahat sampai matahari terbit beberapa jam lagi.

Segera saja ku baringkan tubuhku yang aktif dari pagi kemarin. Pukul 4 pagi, ku lihat di jam dinding yang ada di atas jendela kamar. Ku coba memejamkan mataku.

Belum sempat terlelap, pintuku diketuk pelan.

Aku pun bangkit dari kasur, menuju pintu dan membukanya. Gisell berdiri di depan kamarku, mengenakan piyama tipis dengan rambut yang terikat.

“Aku gak bisa tidur…” Ucapnya manja.

“Yah, terus gimana? Mau aku temenin dulu?” Tanyaku setengah mengantuk. Gisell mengangguk sambil berjalan masuk ke dalam kamarku tanpa ku minta. Ya memang ini rumahnya, namun aku semakin canggung harus bagaimana bila ia masuk ke kamarku tanpa diminta.

Gisell pun duduk di pinggir kasurku sambil melihatku yang berjalan mendekat. Ia pun memberikan isyarat dengan lambaian tangan agar aku mendekat.

“Kenapa Sell?” Tanyaku yang masih berdiri di hadapannya.

“Aku mau kasih sesuatu…” Dengan cepat Gisell menarik turun celanaku. Aku kaget bukan kepalang.

Tangan Gisell langsung meraih penisku, dan memasukannya ke dalam mulut.

Rasa kantuk ku pun hilang, ingin ku tolak perlakuan Gisell namun aku terlanjur menikmati cerita seks nya. Aku hanya bisa merintih keenakan saat lidah Gisell menyapu batang penisku dan memaksa penisku untuk berdiri tegak.

“Ahhh Selll, kamu ini ahhhh…” Rintihku sambil meremas rambutnya. Hisapan Gisell di penisku semakin kuat.

Lahap sekali Gisell menikmati penisku. Tidak ada sedikitpun bagian yang terlewat dari hisapan dan jilatan lidahnya. Memberikan sensasi kenikmatan cerita seks tersendiri bagiku yang sudah lama tidak menyentuh wanita ini.

Setelah beberapa menit, Gisell melepaskan penisku dan berdiri menghadapku. Tanpa basa basi segera ku lumat bibir tipisnya yang sudah menggodaku dari awal bertemu. Lidah kami saling berpagutan, dera nafas Gisell semakin berat saat tanganku menelusup masuk ke dalam pakaiannya, berusaha mencari dan meremas payudaranya yang lembut dan kenyal.

“Uhhh, Shandy….” Desis cerita seks nya saat ku arahkan kecupanku ke lehernya. Ku jilati tiap senti kulitnya yang putih dan halus tersebut. Tubuhnya bergetar,

keringat mulai keluar meski udara begitu dingin karena hujan dan pendingin ruangan. Tangannya bergantian meremas rambut dan mencengkram punggungku.

Ku dorong tubuh Gisell agar terbaring di kasur. Ku tarik celana panjangnya sehingga terlihat celana dalamnya yang berwarna hitam. Kakinya begitu jenjang dan indah, suka sekali aku menatapnya berlama-lama.

Ku usapkan tanganku dari betis hingga ke pahanya, mengirimkan rasa geli ke seluruh tubuhnya yang semakin menegang. Rintihan-rintihan kecil menghidupkan kamar yang biasanya sepi tersebut.

Perlahan ku tarik celana dalam Gisell, kali ini terpampang jelas vagina cantik dengan bulu kemaluan yang dicukur rapih dibagian atasnya. Bibir vaginanya sudah merekah basah, klitorisnya sedikit menyumbul keluar, tanda ia sudah tidak sabar untuk dinikmati olehku.

Ku dekatkan kepalaku ke arah vaginanya. Dengan kedua jari, ku buka bibir vaginanya dan ku sapu lembut dengan lidahku. Gisell menggelinjang, tangannya menarik seprei, rintihannya berubah menjadi teriakan menahan hasrat yang begitu menggairahkan.

“Arrrgghhhh, Shandyyyyy! Terus Shannnn!”

Aku pun tidak memedulikan teriakannya. Rumahnya yang besar, hujan deras yang kembali turun, sudah pasti tidak akan ada tetangga yang mendengar teriakan nikmat cerita seks Gisell. Hal itu justru semakin meningkatkan gairahku untuk menyetubuhinya.

Kali ini ku masukan kedua jariku, perlahan ku mainkan lubang kenikmatan Gisell. Tentu saja ia semakin menggelinjang dan menikmati perlakuan cerita seks ku. Gisell pun tidak bisa menahan lagi, ia orgasme dan mengeluarkan cairan kenikmatan cerita seks dari dalam vaginanya.

“Argghh ohhhhhhh, Shandyyy aku keluarrrrr…..” Teriaknya sambil menarik rambutku.

Ku biarkan cairannya yang berwarna putih bening mengalir keluar dari dalam vaginanya, lalu ku hisap dan ku jilat habis, hanya menyisakan kenikmatan cerita seks disekujur tubuh Gisell.

Aku pun bangkit dan mendekap tubuhnya yang hangat. Gisel mengulurkan tangannya ke dalam saku piyamanya. Ternyata Gisell menyiapkan kondom untuk pertempurannya denganku. Tidak bisa kulihat jelas kondom berwarna hitam tersebut karena lampu kamar yang mati, hanya diterangi temaram lampu meja berwarna kuning.

“Sini, kupakein dulu…” Pinta Gisell, aku pun menggeser pinggulku agar penisku mendekat ke arahnya. Gisell memasangkan kondom di penisku, lalu ia mengubah posisi diatasku. Digenggamnya lembut penisku yang sudah tegang dari awal hisapan mulutnya tadi, diarahkannya ke lubang vaginanya yang masih merekah merah.

Aku hanya bisa menyaksikan sambil berusaha membuka kancing piyama Gisell satu persatu, lalu ku buka bra berwarna hitam yang menutupi payudaranya. Samar terlihat putingnya berwarna pink yang menegang kencang dan membesar.

Ku remas pelan payudaranya saat penisku merengsek masuk ke dalam vagina Gisell. Terasa hangat, licin dan kuat menghisap penisku. Begitu penisku masuk seluruhnya, Gisell mendiamkannya sesaat agar vaginanya terbiasa. Penisku memang terbilang besar dan panjang, Gisell pun merintih kecil saat mendapatkan itu di dalam vaginanya untuk pertama kali.

Selang beberapa detik, Gisell menggerakan pinggulnya ke depan dan belakang. Tangannya mencengkram perutku, kepalanya mengadah ke atas dengan mulut terbuka lebar seakan udara tak mampu mengisi otaknya yang saat ini sedang diburu nafsu birahi.

“Arrrgghhhh, enak banget sih kontol kamu, Shan. Suka bangetttt….” Desis Gisell ditengah goyangan pinggulnya.

Aku yang sibuk meremas payudaranya hanya bisa tersenyum sambil memilin kecil putingnya.

Gisell pun merubah goyangan pinggulnya, kali ini naik turun dengan frekuensi yang tidak terlalu cepat. Setiap hentakan yang mengantarkan penisku ke ujung vaginanya, menambah volume suara Gisell yang sedang dirundung nafsu.

“Arghhh, arghhhh ssssshhhhhhhh…..” Rintih Gisell.

Aku yang puas meremas payudara Gisell, memindahkan tanganku untuk meremas pantatnya yang kencang. Ku bantu mengangkat pantatnya agar genjotannya semakin cepat. Gisell mengerang kencang saat mencapai puncak kenikmatan cerita seks yang kedua kalinya.

“Arrrghh, Shandyyyyyyy aku keluarrrr Shanddddd!!!” Crot crot crot. Vagina Gisell terasa menjepit penisku semakin kuat. Gisell ambruk diatas tubuhku. Aku pun mendekapnya dengan penuh kelembutan.

Perlahan aku bangkit masih dengan mendekap Gisell. Ku rubah posisi agar aku yang diatas tanpa mencabut penisku dari dalam vaginanya.

Ku genjot lagi vagina Gisell yang hangat, dengan tanganku yang meremas payudaranya gemas.

“Aarrgggh, Shannn. Kamu kuat banget sihhh….”

“Kamu juga kenapa enak banget sih?” balasku sambil mengusap perut dan pinggangnya. Gisell memalingkan wajahnya ke kanan dan ke kiri.

Hampir lima menit aku berada di posisi tersebut. Gisell mencapai klimaks untuk yang ketiga kalinya. Sedangkan aku? Aku pun bingung kenapa penisku ini begitu kuat menggarap vagina Gisell. Mungkin karena kemolekan tubuhnya yang membuatku bersemangat, atau kondom yang diberikan Gisell mengandung cairan pelumas yang membuatku bisa kuat bertahan selama ini? Aku tidak tahu, dan tidak ingin memikirkannya, saat ini aku hanya ingin membuat Gisell lemas tak berdaya karena nikmat yang aku berikan.

Aku memberikan sedikit waktu untuk Gisell mengumpulkan nafas dan tenaganya setelah orgasmenya yang ketiga tersebut. Ku perhatikan sejenak wanita yang terbaring tanpa busana dibawah tubuhku ini. Entah mimpi apa aku semalam bisa menikmatinya, bahkan aku belum pernah memiliki pacar secantik Gisell. Ia sendiri wanita cantik, pintar dan kaya raya yang selevel dengan putri bossku. Bisa dibilang, ia termasuk wanita yang awalnya aku kira tidak akan pernah bisa aku tiduri.

Aku meminta Gisell untuk berdiri, ku tarik tangannya perlahan, mengarahkannya ke luar kamar. Aku menuju sofa di ruang TV rumahnya. Sofa empuk berbalut kulit coklat dengan ukuran yang cukup besar untuk permainan liar kita berdua.

Aku duduk dan mengisyaratkan Gisell untuk duduk di atasku. Kali ini posisinya memunggungi diriku. Aku begitu menyukai posisi tersebut karena bisa dengan leluasa meremas pantatnya dan menyaksikan bagaimana penisku terlahap vaginanya dengan rakus.

Dengan tenaga yang tersisa, Gisell menggenjot penisku sekali lagi. Tubuhnya terlihat sangat indah saat menyatu dengan tubuhku. Ringkuhan tubuh Gisell saat menahan kenikmatan membuatku gairahku tak kunjung padam.

“Shandyyyy, enak bangetttt. Kamu kok kuat bangettt… Ohhh ssshhhhh gak keluar keluar sshhhhhh dari tadiiii…” Racau Gisell.

Aku pun membiarkan Gisell mempermainkan penisku di dalam vaginanya. Terasa kedutan kencang di dalam vaginanya yang menambah kenikmatan di penisku.

“Urrghhh, Shannnn….” Desis Gisell.

Semakin lama, penisku terasa semakin sesak karena dorongan sperma yang sudah tidak sabar untuk keluar bebas. Ku pegangi pantat Gisell dan ku kendalikan genjotannya agar semakin cepat.

Hisapan kuat vaginanya membuatku tak kuasa menahan lebih lama.
“Aku mau keluar, Selll….” Ucapku berbisik pelan.

Dan benar saja, beberapa detik kemudian penisku memuntahkan sperma berkali-kali. Membuatku lemas tak berdaya saat itu juga.

“Arrggghhh, sellll!!!” Teriakku saat orgasme sambil menarik tubuhnya dan meremas payudaranya. Rupanya Gisell pun orgasme, empat kali ia mencapai puncak, ku yakin sudah tak berdaya lagi tubuhnya.

Gisell pun menjatuhkan dirinya ke sampingku. Ku lihat kondom yang menancap di penisku sedikit menggembung karena banyaknya sperma yang keluar. Dengan perlahan ku tarik kondom agar tidak ada cairan kenikmatanku yang tumpah.

“Kamu gila…” Bisik Gisell. Kepalanya menghadap ke jendela, matanya terpejam, namun kata-kata tersebut tidak bisa ia tahan untuk tidak diutarakan.

“Baru kali ini aku main selama ini, dan seenak ini. Ganti ganti gaya pula. OK banget lah kamu…” Puji Gisell lagi. Aku hanya menoleh sebentar dan tersenyum.

Ku angkat tubuh Gisell yang lemas tak berdaya itu ke kamar ku lagi. Ku baringkan dan ku selimuti, lalu aku ikut berbaring di sampingnya.

Hari sudah terang karena matahari yang terjaga dari tidur lelapnya. Kali ini giliran kami beristirahat sambil menikmati sisa sisa kenikmatan cerita seks duniawi yang baru saja kami dapatkan bertubi-tubi.

Ku dekap tubuh Gisell, ku kecup lehernya dari belakang. Kami pun terlelap.
Read More »»  

Minggu, 07 Juni 2020

Ketahuan Ngentot Dengan Kakak Sendiri


judi bola - Namaku Asep, aku tinggal di Medan. Aku mau menceritakan pengalaman seksku di rumahku sendiri. Kejadian ini baru terjadi dua bulan yang lalu. Aku mempunyai seorang kakak, namanya Lucy. Kak Lucy orangnya cantik. Dia mempunyai tinggi badan 171 cm, kulit putih bersih, dadanya kira-kira 36 dan pantatnya sangat montok. Aku sangat terangsang jika melihatnya. Suatu hari, tepatnya malam minggu.Waktu itu mama dan papaku sedang pergi. Aku sendiri juga lagi malas di rumah. Lalu aku pergi kerumah teman kuliahku. Jadi dirumah hanya Kak Lucy sendirian yang lagi nungguin pacarnya. Tapi dasar sial temanku juga lagi keluar. Lalu untuk ngilangin suntuk aku mutar-mutar (jalan2) sendirian. Setelah puas jalan jalan aku pun pulang. Sampai di rumah kulihat ada kendaraan pacar Kak Lucy di depan rumah. “Aduh.. jagain orang pacaran nih..”, pikirku. Aku langsung masuk ke teras.
Tapi aku terkejut. Kulihat Kak Lucy sedang di entodin oleh pacarnya. Kubatalkan niat ku dan aku terus mengintip permainan mereka. Aku benar2 terangsang melihat adegan tersebut. Apalagi melihat Kak Lucy yang sedang bugil dan mendesah desah. Aku memperhatikan mereka dan mengelus-elus penisku. Terpaksa aku bersolo seks dan memuntahkannya di pot bunga. Lalu aku pergi lagi meninggalkan mereka berdua. Setengah jam kemudian aku kembali dan kulihat mereka sedang duduk mesra di ruang tengah. Kutegur mereka dan aku langsung masuk ke kamarku. Di kamar aku terus membayangkan Kak Lucy. Selang beberapa menit aku keluar kamar dan kulihat cowoknya sudah pulang. Kulihat Kak Lucy masuk ke kamarnya. Lalu aku duduk sendirian di ruang tengah. Aku benar benar terangsang. Aku lalu bangkit dan masuk ke kamar Kak Lucy. Rupanya Kak Lucy sedang ganti baju. Dia terkejut melihatku. “Ngapain kamu?”, tanyanya. “Tadi kakak ngapain sama cowok kakak?”, aku balik bertanya. Dia hanya diam. “Emang kamu tahu?”, tanyanya lagi. Aku hanya mengangguk. “Jangan bilang siapa-siapa ya..!”, katanya lagi. “Oke.. tapi kakak harus mau begituan juga sama aku!”, ujarku. “Kamu mau juga ya..”, katanya manja. Dia lalu menarikku ke tempat tidur. Dibukanya bajunya, lalu dibukanya juga bajuku.

Langsung dilumatnya penisku. Rasanya enak sekali. Diisapnya penisku sampai kusemprotkan spermaku di dalam mulutnya. Aku cukup puas atas perlakuannya. Lalu dia menyuruhku menjilati vaginanya .oohh.. ahh.. erangnya. Lalu aku pindah meremas dan menjilati payudaranya. mmhh.. terus.. nggh.. Kujilati payudaranya, perutnya sampai kujilati lagi vaginanya. oh.. ah.. ena.. k.. erangnya. Nafsuku naik lagi. Penisku mulai berdiri lagi. Masu.. kin aja.. pintanya. Lalu kumasukin penisku dan memompanya. Rasanya enak sekali, penisku dijepit oleh otot vaginanya. ahh.. terus.. sayang.. jeritnya. Lalu dibaliknya tubuhku. Dengan posisi diatas, dia menggoyangkan pantatnya turun naik. Tanganku meremas pantatnya yang montok. Payudaranya bergoyang-goyang. Aku mau keluar.. erangku. Tahann.. sayang.. ujarnya. Lalu ahh.. agh.. oh.. Kak Lucy mengerang panjang pertanda orgasme. Dia terus bergoyang dan crot.. crot.. crot.. kusemburkan spermaku didalam vaginanya. Lalu dia mencium bibirku. Kami pun tergeletak bersampingan. “Makasih kak.. betul-betul nikmat”, ujarku sambil meremas payudaranya. “Iya.. kamu hebat juga”, katanya “Maukan kakak beginian lagi..?”, tanyaku “Kapan aja kamu pengen”, ujarnya sambil tersenyum.

Aku langsung keluar dan masuk ke kamarku. Aku senang sekali. Aku terus minta jatah sama Kak Lucy. Kapan ada kesempatan kami pasti melakukannya dengan berbagai macam gaya. Aku juga sudah merasakan pantatnya yang montok. Waktu itu Kak Lucy lagi haid, jadi kusorong aja pantatnya. Rasanya sama-sama enak kok. Sampai pada suatu hari, Waktu itu aku pulang kuliah, kulihat pintu kamar Kak Lucy terbuka dan dia berbaring mengenakan handuk. Aku terangsang melihatnya. Aku masuk dan kubuka bajuku lalu kupeluk dan kucumbu. Ah.. jangan sekarang! ada Mama tuh! ujarnya. Tapi aku tak peduli dan terus merangsangnya. Akhirnya dia pasrah. Kubuka handuknya dan kujilati payudaranya. Kak Lucy mendesah. Lalu dia bangkit, menimpaku sambil berbalik. Kami melakukan gaya 69, Dikocoknya dan diisapnya penisku. Aku pun menjilati vaginanya sambil meremas pantatnya. Lagi asyik menjilat, tiba-tiba pintu kamar dibuka. Kami sangat terkejut. Ternyata mama sedang memergoki kami berbuat mesum. Mama masuk dan menutup pintu.

Muka Mamaku tampak marah melihat perbuatan kami. Aku dan Kak Lucy hanya bisa terdiam. Matanya menatap kami tajam. “Maafin kami ma!, ini salah Asep. Asep yang ngajak Kak Lucy. Soalnya Asep lagi terangsang! ujarku. “Kenapa harus Kak Lucy?”, tanya mamaku. “Daripada dengan PSK lebih baik dengan aku, Ma!” sambung Kak Lucy “Lagi pula aku juga mau kok”, ujar Kak Lucy membelaku. “Terserah Mama mau marah, kami kan udah gede dan punya hasrat seks yang harus disalurkan”, ujarku. Mamaku terdiam sejenak “Ya.., udah terserah kalian. Tapi perbuatan kalian jangan sampai ketahuan papa!”, ujarnya. “Satu hal lagi Asep, jangan sampai Kak Lucy hamil”, katanya sambil menatapku. “Ya..udah sebagai hukumannya mama mau lihat bagaimana kalian melepaskan hasrat seks kalian itu”, ujarnya lagi. Aku dan Kak Lucy saling pandang. Lalu kami melanjutkan permainan kami. Aku mulai merangsang Kak Lucy lagi. Kujilati payudaranya. Lalu kujilati vaginanya. Ah..sst.. mmh.. desahnya. Tanpa lama2 kumasukkan penisku ke liang vaginanya dan kugoyang. Akkh..ohh..ngghh..ah.. ah..desahnya. Aku makin mempercepat kocokanku. Dan akhh..ahh ..akhhkhh.., jeritnya panjang. Kurasakan Kak Lucy sudah mencapai orgasme. Semakin cepat goyanganku. ck .ckk.. ck..suara kocokan penisku di vaginanya yang sudah basah bercampur cairan orgasmenya. “Mau keluar nih..”, jeritku “dimulutku aja!”, ujarnya sambil menahan sodokan penisku, kucabut penisku.

Kak Lucy langsung menggenggam penisku dan mengocoknya dalam mulutnya. Crott.. crot..crot..crot kusemburkan spermaku ke mulutnya sebanyak 8 kali. Mulutnya penuh dengan spermaku. Sampai menetes keluar dari sela mulutnya. Dan ditelannya semua. Aku terbaring puas, dan Kak Lucy menjilati penisku untuk membersihkan sisa sperma. Kulihat mama menggelengkan kepalanya. Lalu mama pergi keluar dari kamar. Aku dan Kak Lucy hanya tersenyum. Kami akan lebih bebas melakukannya di rumah, walaupun mama mengetahuinya. Kami saling berpelukan dan berciuman. Aku lalu berpakaian dan masuk ke kamarku. Di kamar aku masih memikirkan kejadian tadi. “Mama tidak melarang aku ngeseks dengan kakakku sendiri. Berarti aku juga bisa ngeseks dengan mama”, pikirku. Lagian body mama masih sip abis. Soalnya mamaku ikut fitness. Walaupun usianya udah 44 tahun tapi masih oke. Lagi pula mama pasti lebih berpengalaman. Aku berpikir lama mengenai ide gilaku ini. Kuputuskan, aku harus bisa merasakan ngeseks dengan mamaku sendiri. judi bola online

Lalu aku keluar dan masuk kekamar mamaku. Kulihat mamaku berbaring membelakangiku. Kulihat pantatnya yang montok dan pahanya yang mulus. Kubuka bajuku semuanya. Dan sambil menelan ludah aku naik ke tempat tidur dalam keadaan bugil. Kupeluk mamaku dari belakang dan kugesek penisku yang sudah tegang. Tiba2 mama terbangun “Ngapain kamu, Asep?”, tanyanya. “Pengen ngeseks sama mama”, jawabku manja. Aku langsung memeluk dan menciumnya. Mamaku diam saja. Kubuka kimononya. Wow ..mama tidak pakai BH dan CD. Payudaranya besar (lebih besar daripada punya Kak Lucy. Kak Lucy aja 36B) dan masih kencang. Vaginanya merah merekah. Pantas papa sayang terus sama mama. Aku langsung meremas payudaranya, menjilatinya dan menggigitnya. Mama hanya mendesah kecil. “Jilatin anu mama ya.. kayak Kak Lucy tadi..”, pintanya sambil meraba vaginanya. Aku lalu menjilati vagina mama sambil memainkan klitorisnya dengan gigi dan lidahku. Ahh..terus.. sayang.. okh.. e. na. k..desah mama. Kepalaku dijepitnya dengan kedua pahanya dan rambutku dijambaknya. Agar aku terus menjilati vaginanya.

10 menit lidahku menari di vagina mamaku dan akhirnya mamaku orgasme juga. Kurasakan cairan hangat di lidahku. Lalu mama bangkit dan menyuruhku telentang. Mama lalu mengambil baby oil dan mengoleskan kepenisku. Lalu dikulumnya penisku dengan nikmat. ohh..rasanya benar2 nikmat sampe ubun2. Isapan mama jauh lebih enak daripada Kak Lucy. Aku merasakan kenikmatan yang dahsyat. Mama mengulum semua penisku berserta buah zakarku. Yang paling sensasional kurasakan saat mama mengocok penisku sambil menjilati lubang duburku. Wow benar2 asyik dan nikmat. Aku sampai merinding kenikmatan. Sekitar 10 menitan kusemprotkan spermaku di depan wajah mamaku. Mama ku sibuk menjilati spermaku yang muncrat kemana mana. “Wah.. benar-benar nikmat ma..”, ujarku. “Mama jago istong (isap totong)”, pujiku “Kamu juga jago jilatannya, mama sampe merinding”, ujarnya “Papa kalo jilat kurang nikmat, lagian papa jarang mau jilat”, ujarnya lagi “Gimana, mau dilanjutkan?”, tanya mamaku “Iya dong..aku kan mau ngerasain anunya mama!”, ujarku sambil melihat vaginanya.

“Mama juga mau ngerasain sodokan penismu!”, jawabnya manja. Lalu mama mengajakku ke kamar mandi, untuk membersihkan vaginanya dan penisku. Kuhidupkan air di bathtub setinggi mata kaki. Kami berdua masuk dan kucumbu Mama, kucium bibirnya dan kuremas-remas payudaranya. Kami berdua sangat bernafsu, terutama aku. Padahal aku sudah main sebelumnya dengan Kak Lucy. Aku sudah nggak tahan untuk memasukkan penisku ke vagina mama. Kutusukkan penisku dan bless.. amblas semuanya terbenam. Kurasakan jepitan liang memek mama yang masih kuat. Kupompa penisku menghujam vagina mama. Kaki mama menjepit sisi bathtub. Ohh..yeahh.. ahh.. jerit mama. Sekitar 3 menit mama minta ganti posisi menyamping dengan posisi kaki belipat ke arah samping dan aku menggoyang dari atas menyodok vagina mama. Mama tampak sangat menikmatinya. Lalu mama minta doggy style. Kami bangkit dan mama nungging bertumpuan dengan sisi bathtub. Kusodok vagina mama dari belakang. Mama mendesah campur menjerit kecil.

Pantatnya yang montok beradu dengan pangkal pahaku. Kupeluk mamaku dari belakang sambil terus bergoyang perlahan, meremas payudaranya. “Ma..masukin ke lubang anus ya..”, bisikku “Pelan2 mama belum pernah ..”, jawabnya. Kucabut penisku dan kumasukkan pelan pelan ke lubang anus mamaku. Mamaku merintih kecil menahan sakit. Lubang anus mama memang belum pernah dijamah. Masih terasa ketat. Kugoyang perlahan-lahan sambil tanganku mengusap-usap bibir vaginannya dari belakang. Oh.. ahhk.. oh.. nikmat.. mama mendesah. Sekitar 4 menit kucabut penisku kubalikkan tubuh mama dan satu kakinya kuangkat dan ku letakkan di wastafel. Kumasukkan penisku lagi dan kugoyang lagi. sekitar 1 menit, kuangkat Mama dan kutidurkan di lantai kamar mandi. Kakinya mengangkang dan aku mulai menggenjotnya lagi. Shh.. ohh.. akhh.. mama terus menjerit merasakan nikmatnya. Dan ohh.. ahh.. mama melenguh sambil memejamkan matanya menikmati orgasmenya. Aku terus bergoyang. Lalu aku mengakhiri permainanku dengan semprotan spermaku di dalam rahim mama tempat aku dikandung dulu. Aku benar-benar puas. Aku mencium mama. “Makasih ma.. permainan Mama sangat hebat”, pujiku “Mama mau kan..ngeseks sama Asep lagi..?”, tanyaku. Mamaku tersenyum dan mengangguk “Asal.. jangan ketahuan Papa ya..!”, katanya. Aku cuma tersenyum. Lalu kami mandi bersama dalam bathtub. Malamnya aku terlelap tidur. Esok paginya, aku bangun pukul 7 pagi dan bersiap mandi. Kulihat Papa dan Kak Lucy sedang sarapan, sedangkan Mama sedang di dapur. Kudatangi mama dan kuremas pantatnya. “Aduh.. kamu nakal ya..”, ujarnya. Kubuka celanaku dan ku keluarkan penisku yang tegang. Kugesekkan ke pantat Mamaku. “Ma..ayo.. dong..”, bujukku “Gak.. ah..ntar dilihat papa!”, tolaknya “Please..”, rayuku “Isap aja ya..”, tawar mamaku “Ya.., deh..!”, sahutku lalu Mama jongkok dan mengisap penisku. Mataku merem melek menahan nikmatnya. Sampai ku semburkan lahar hangat kemulut mama. Lalu aku mandi dan berangkat kuliah. Di kampus aku rasanya pengen cepat pulang. Pukul 2 siang aku tiba dirumah. Kupanggil Kak Lucy dan Mama kekamarku. “Gimana.. kalo kita main bertiga”, usulku “Hah..!!”, jawab Mama dan Kak Lucy serentak. “Aduh.. nih..anak.. nafsu amat ya..”, ujar Mamaku “Kayaknya asyik juga tuh.”, sahut Kak Lucy.

Kak Lucy langsung membuka bajunya. Dan menimpaku. Bibirku dilumatnya sambil tangannya melucuti pakaianku. Mama akhirnya membuka bajunya dan ikut bergabung. Mama langsung menghisap penisku sambil menjilatinya. Sedangkan aku menjilati vagina Kak Lucy. Lalu kusuruh Mama tidur telentang sambil mengangkang. Kujilati vagina Mama dan Kak Lucy menjilati dan meremas remas payudara Mama. Ssst.. enaak.. ahh.. erang mama. Lalu gantian, kujilati vagina Kak Lucy dan Mama menjilati payudara Kak Lucy. Aku mulai memasukkan penisku ke vagina Kak Lucy dan memompanya. Sedangkan Mama menjilati payudara Kak Lucy sambil menggosok2 vaginanya sendiri. Aaahh..ohh.. oh.. Kak Lucy menjerit kecil berbarengan dengan deru napasnya yang tidak teratur. Kupercepat goyanganku. Aku harus membuat Kak Lucy orgasme terlebih dahulu. Beberapa saat kemudian Kak Lucy mengerang puas ah. a. h.. ah. ah. ah. ahh.. ha.. sambil nafasnya agak tersengal. Penisku terasa dijepit otot vagina Kak Lucy yang yang berkontraksi. Kucabut penisku dan kutarik Mamaku. Lalu kumasukkan penisku ke liang surganya dan kugoyang. Mamaku hanya mendesah kecil. Aku menikmati goyanganku. Aku lalu membalikkan tubuh Mama keatas. Mama bergoyang bagai menaiki kuda.

Tanganku meremas-remas pantat Mama dan membantunya turun naik. Ooo.. ahh.. yehh.. erang mama sambil memejamkan matanya. Payudaranya bergantung dan bergoyang. Ohh..ahh.. kudengar erangan mamaku sambil memejamkan mata dan menahan ludah. Kurasakan Mama sudah orgasme. Kupeluk Mama dan kubalikkan badannya. Kak Lucy langsung mendekat dan menjilati payudara Mama. Aku langsung menggenjot mamaku lagi dengan posisi Mama telentang. Sekitar dua menitan, kurasakan aku mau mencapai puncak. Langsung kucabut penisku dan kusemburkan ke mulut Kak Lucy dan Mama. Mereka berebutan. Spermaku muncrat ke wajah mereka berdua. Aku lalu terduduk lemas.Kulihat mama dan Kak Lucy saling menjilati spermaku yang muncrat ke wajah mereka. Setelah 10 menit Kak Lucy keluar dari kamarku. Dan aku memainkan satu ronde lagi dengan Mamaku. Dan ku akhiri dengan semburan sperma di dalam lubang anusnya. Setelah itu Mama keluar dan mandi. Sekarang aku benar-benar betah berada di rumah, kapan saja ada saja yang melayaniku (Mama dan Kak Lucy). Hampir tiap pagi aku mendapat jatah sepong dari Mama. Tapi semua sudah kuatur.

Kalo siang aku mainnya sama Mama, dan kalo malam malam lagi pengen, aku mainnya sama Kak Lucy. Tapi kadang nggak tentu juga, yang mana aja. Kalo Papa nggak ada kami main bertiga. Apalagi kalo Papa keluar kota kami makin bebas tidur bersama. Bahkan aku pernah bolos kuliah karena kecapekan melayani Mama dan Kak Lucy`. Kejadian ini membuatku betah di rumah. Home Sweet Home.
Read More »»  

Sabtu, 06 Juni 2020

Nikmatnya Ngentot Bareng Kakak Kelasku Yang Sexy

judi bola - Waktu itu tahun 1988 ketika saya baru saja menjadi mahasiswa semester satu sebuah perguruan tinggi komputer familiar di Depok (di sebelah sebuah universitas negeri beken). Semua mahasiswa baru ketika itu diharuskan ikut kegiatan Jambore dan Bakti Sosial (Jambaksos) yang diadakan di sebuah areal perkemahan di daerah Sukabumi, Jawa Barat.

Pada hari yang diatur, siang hari kami segala bersiap-siap di kampus tercinta, kemudian langsung diberangkatkan dengan mengaplikasikan beberapa truk bak terbuka. Setelah mencapai perjalanan lebih kurang tiga hingga empat jam, diakibatkan ada salah satu truk yang salah jalan sehingga segala truk lain wajib membisu menunggu sejenak di suatu daerah, walhasil kami tiba di daerah tujuan kami. Hari telah mulai gelap. Kulihat sekeliling kami. Uh, mengerikan juga. Suasana sunyi dan gelap, maklum di daerah pegunungan yang tidak terlalu banyak penduduknya. Yang terdengar hanya suara mesin diesel truk yang cukup berisik. Alhasil dengan konvoi truk satu persatu, kau menuju daerah terbuka sebagai daerah parkir truk-truk yang kami tumpangi hal yang demikian. Sudah hingga?, Belum! Kami masih wajib berjalan kaki lagi beberapa jauh via jalan setapak untuk mencapai daerah di mana kami akan mendirikan kemah-kemah kami.
Jam telah menunjukkan pukul tujuh malam ketika kami memasuki area perkemahan. Wah! Ternyata area perkemahan telah diterangi oleh beberapa lampu sorot yang cukup besar kekuatannya, yang telah disiapkan oleh tim panitia yang telah mendahului kami ke sana satu hari sebelumnya. Mereka juga telah mendirikan dua buah MCK darurat. Satu khusus cewek dan satu khusus cowok. Dengan tubuh sedikit letih akibat perjalanan yang cukup jauh, kami malahan mendirikan kemah masing-masing dengan nasihat beberapa orang panitia. Satu kemah diisi oleh satu grup yang terdiri dari empat hingga lima orang. Cewek dan cowok pisah kemah. Katanya sih, takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan! Aku memang tak beruntung, grup saya semuanya terdiri dari buah hati-buah hati yang belum saya ketahui. Aku memang orangnya pemalu dan agak pengecut, sehingga kurang kencang dalam bergaul. Setelah makan malam dan sedikit waktu rehat, diadakan briefing mengenai jadwal kegiatan Jambaksos di hari-hari berikutnya. Briefing inilah satu-satunya acara yang diadakan pada hari pertama itu.

Tengah mengikuti briefing, tiba-tiba saya merasa berkeinginan pipis. Aku ragu-ragu untuk turun ke MCK yang didirikan di tepi sungai yang mengalir dekat perkemahan kami. Aku yang memang dasar pengecut, urung ke MCK hal yang demikian. Habis jalan ke sana cukup jauh lagipula gelap sekali. Sementara untuk meminta dampingan salah seorang panitia malu rasanya. Alhasil saya putuskan pergi ke balik semak yang sekelilingnya sepi dan agak tersembunyi serta agak jauh dari kerumunan orang-orang yang sedang mengikuti briefing.

 Ah.., Lega rasanya sesudah saya mengeluarkan segala isi kantung kemih saya. Mungkin jikalau ditampung di botol, separuh liter ada. Aku memang menahan pipis dari waktu masih di daerah Bogor ketika perjalanan menuju kemari. Apalagi disupport oleh dinginnya udara pegunungan di sini hingga ke sumsum tulang.

“Hi hi hi hi.., Hei, ngapain kau di situ?!” Terlihat dua orang panitia datang ke arah saya sambil cengengesan. Aku mengenal mereka, yang satu namanya Lina (bukan nama sesungguhnya), yang rambutnya sepundaknya sedikit kecoklatan, sedangkan yang rambutnya hitam pekat dipotong pendek merupakan Rita (juga bukan nama sesungguhnya). Kedua-duanya tinggi tubuhnya hampir sama. Sama-sama indah dan sama-sama sensual. Payudara merekapun termasuk berukuran besar dan membulat, dengan milik Rita sedikit lebih besar ketimbang milik Lina. Ini kelihatan dari balik kaus oblong cukup ketat yang mereka kenakan. Mereka berdua merupakan anggota seksi P3K.

“Aku.., saya lagi membuang air, Kak”, jawab saya dengan takut-takut. Melainkan Lina dan Rita malahan mendekati dan melompat turun ke daerah persembunyian saya yang lokasinya sedikit di bawah areal perkemahan itu.

“Mengapa kau pipis di sini, hah?, Bukannya kita telah punya MCK sendiri di sana?”, tanya Lina.

“Habis, saya takut, Kak.” Aku masukkan penis saya dan saya naikkan kait retsleting celana saya. Lina dan Rita mengakak memperhatikan tindakan saya.

“Eit! Ini garasi jangan ditutup dulu”, kata Rita sambil meremas selangkangan saya. Ouch! Kemudian tangannya membuka kembali retsleting yang sempat saya tutup.
“Wow! Ta, lihat, doi nggak pake celana dalam!”, Saya memang jarang mengenakan celana dalam bila pergi ke mana-mana.
“Mana, Lin? Gue mau lihat”, sahut Rita mendekati selangkangan saya. Rita memberi tempat kepada Lina. Lina memasukkan tangan kanannya ke dalam celah retsleiting saya. Dia mengelus-ngelus senjata saya dengan tangannya yang hangat, membuat saya mulai menggelinjang menahan nikmat.
“Ta, doi belum disunat! Kamu pernah main sama penis yang belum disunat?”, Lina mengeluarkan penis saya dari dalam sangkarnya. Rita hanya mengangkat bahunya saja.
“Eh, Oom Senang. Ini hukuman kamu karena sudah buang air sembarangan! Sekarang kamu diam aja yah!”, kata Lina sedikit melotot.

Lina mendekatkan penis saya ke mulutnya. Beberapa detik kemudian mulutnya telah asyik melumat penis saya. Ah, penis saya itu semakin mengeras. Ini menambah keasyikan tersendiri bagi Lina yang terus mengulum penis saya yang meskipun tidak terlalu panjang namun berdiameter cukup besar. Mata saya hampir mencelat keluar sewaktu Lina menjilat-jilati ujung penis saya yang tegang menjulang. Gelitikkan lidahnya yang nikmat mulai membangkitkan gairah birahi saya yang selama ini terpendam.

“Lin! Bagi dong gue! Jangan kamu habisin sendiri!”, Rita tidak mau kalah. Ia mengarahkan tangannya ke belakang pinggang saya, lalu dipelorotkannya celana panjang saya ke bawah sehingga menampakkan penis saya yang tampak sudah siap tempur. Dinginnya udara malam yang menusuk kulit paha saya yang telanjang tidak terasa, terhapus oleh kenikmatan yang sedang saya alami di selangkangan saya. Kemudian Rita mendekatkan bibirnya yang ranum dengan sapuan lipstik tipis ke penis saya. Lalu dengan lahapnya mereka berdua menguasai penis saya dengan kuluman dan jilatan lidah mereka yang bertubi-tubi, membuat tubuh saya seperti tersentak-sentak merasakan kenikmatan yang aduhai ini.

“aah.., Kak.., saya sudah mau keluar..”, kata saya mendesah-desah. Tapi Lina dan Rita tidak mempedulikannya. Mereka masih asyik menjelajahi seluruh permukaan selangkangan saya dengan mulut dan lidah mereka yang seperti ular. Akhirnya dengan dua-tiga kali kedutan, saya memuntahkan seluruh cairan kental isi penis saya ke wajah Lina.
“Ma.. Maaf, Kak. Saya nggak sengaja.” Lina bukannya marah melainkan malah tersenyum senang. Dijilatinya air mani saya yang ada di wajahnya.
Mengetahui bahwa dirinya tidak kebagian cairan nikmat saya, Rita menjulur-julurkan lidahnya ke arah wajah Lina. Ia ikut menjilat-jilati wajah Lina seperti meminta bagian. Lina tampaknya mengalah. Tiba-tiba bibirnya yang merah merekah mencium bibir Rita. Dan Rita pun membalasnya. Sementara tangannya mulai meremas-remas dua tonjolan bulat yang ada di dada Lina.
“Ah.. Rit.. Terusin.. Ah..” Persetujuan Lina ini membuat Rita melanjutkan kegiatannya. Ia melepaskan kaus oblong yang dikenakan Lina. Kemudian tangan kirinya diselipkan ke balik BH Lina yang berwarna putih. Diremas-remasnya payudara mulus Lina yang bulat membusung. Sesudah itu tangannya beralih ke punggung Lina. Dibukanya pengikat BH Lina. Dan tak terhalangi lagi payudara Lina yang indah seperti buah mangga harumanis yang ranum, dengan puting susunya yang tinggi menjulang menggemaskan dikeliling oleh lingkaran kemerahan yang cukup lebar. Tanpa mau melepaskan kesempatan emas ini, mulut Rita langsung melumat puting susu Lina yang mulai menegang. Dengan lidahnya yang menjulur-julur seperti ular, dijilatinya ujung puting susu yang menggairahkan itu. Sekali-sekali disedotnya puting susu itu, membuat mata Lina mendelik kenikmatan.
Melihat perbuatan kedua senior saya itu, tak saya sadari, penis saya yang tadi sudah loyo bangkit kembali dan semakin mengeras.

BokepLife Sekonyong-konyong Lina melepaskan diri dari jamahan Rita. Ia memandangi temannya dengan wajah seperti memohon. Rita pun memahami apa maksud Lina. Ia menanggalkan semua pakaian yang dikenakannya, lalu merebahkan tubuh bugilnya yang mulus di rumput dengan beralaskan pakaian yang telah dilepasnya tadi. Mulut Lina langsung menyergap payudara Rita yang berukuran besar laksana buah pepaya bangkok tapi tampak kenyal dan kencang. Lidahnya menjelajahi setiap inci bagian payudara temannya yang memang indah dan membusung itu, termasuk celah-celah yang membelah kedua bukit kembar dengan ujungnya yang mencuat tinggi itu. Dengan mahir Lina menggesek-gesekkan ujung lidahnya yang basah ke ujung puting susu Rita yang tinggi dan keras, membuat Rita menggerinjal keras sementara mulutnya mendesis-desis bak ular yang siap menerkam mangsanya. Sementara tangan kirinya menelusuri selangkangan Rita. Ia mempermainkan clitoris memerah yang ada di bibir vagina Rita. Diusap-usapnya daging kecil pembawa nikmat itu dengan halusnya dengan jari tengahnya. Diimbangi dengan gerakan naik-turun pantat Rita yang bahenol itu. Kemudian dengan sekali gerakan, Lina menyodokkan jari telunjuk, jari tengah, dan jari manisnya sekaligus ke dalam vagina Rita, membuat tubuh temannya ini terhentak keras ke atas. Rita tampak memejamkan matanya merasakan kenikmatan yang tidak bisa ditandingi oleh apapun di dunia ini ketika Lina memainkan ketiga jarinya itu masuk-keluar vagina Rita, makin lama makin cepat. judi bola online

Menyaksikan pemandangan yang indah ini, insting kelaki-lakian saya mendorong saya menghampiri kedua cewek yang tengah dilanda nafsu birahi itu. Dengan sedikit rasa takut dan ragu-ragu, saya pegang pinggang Lina. Setelah menyadari tidak adanya penolakan, membuat rasa keberanian saya timbul, ditambah oleh rasa aneh di selangkangan saya yang sudah minta untuk dilampiaskan. Saya membuka retsleting celana panjang Lina kemudian saya turunkan celana panjang itu berikut celana dalam yang dipakainya sampai sebatas mata kaki. Seketika itu juga tercium aroma khas nan segar dari selangkangan Lina yang terpampang bebas. Tanpa menunda-nunda lagi, saya segera menghunjamkan penis saya ke dalam vagina Lina dengan keras dari belakang, membuat cewek itu menjerit kecil, “Ouuhh..”

“Ah.., terusin.., lebih kencang.., lebih dalam..,. Ouhh..”, Desah-desahan penuh kenikmatan dari Lina membuat saya tambah bernafsu. Saya semakin mempertinggi intensitas masuk-keluarnya gerakan penis saya di dalam vagina Lina, mengakibatkan tubuh molek gadis itu berguncang-guncang dengan keras. Kedua payudaranya yang menggantung molek di dadanya dan ikut bergoyang-goyang mengimbangi guncangan tubuhnya sedang dilumat oleh Rita. Puting susunya yang menjulang itu tengah diisap-isap oleh temannya, semakin membuat Lina mendesah-desah hebat. Sementara di bagian bawah, saya masih mempermainkan penis saya terus-menerus di dalam vaginanya, membuat Lina kehilangan keseimbangan. Tubuhnya yang putih dan mulus jatuh menindih tubuh Rita yang ada di bawahnya. Namun ini tidak menghentikan permainan kita.
“uuh.., Kak.., Saya sudah mau keluar.., Mau.., di dalam.., atau.., di luar..?”, Saya merasakan sudah tidak mampu lagi menahan gejolak yang ada di burun saya.
“hh.., Di dalam aja.., Ouhh..”, jawab Lina sambil terus menggerinjal. Akhirnya permainan kita usai sudah, diakhiri dengan ditembakkannya lagi cairan-cairan kental berwarna putih dari penis saya ke dalam vagina Lina. Saya dengan penis masih berada di dalam vagina Lina terkulai lemas di samping tubuh cewek itu yang dengan lemas masih menindih tubuh Rita yang kelihatannya kurang puas.
“Kamu masih punya hutang lho sama gue”, kata Rita mengingatkan saya. Saya tidak menjawab, hanya mengangguk saja.

Lima menit lamanya kami terdiam. Setelah itu kami bangkit dan membereskan pakaian kami kembali, bersamaan dengan selesainya acara briefing malam itu. Dengan mengendap-endap setelah menengok ke sekeliling terlebih dahulu kami bertiga keluar dari tempat persembunyian kami, kemudian dengan perasaan sepertinya tidak pernah terjadi apa-apa, kami kembali ke tenda kami masing-masing untuk bergabung dengan teman-teman lainnya.
“Eh, kamu tadi ngapain bertiga sama Kak Rita dan Kak Lina?”, tanya salah seorang teman saya satu tenda. Saya hanya tersenyum penuh arti
Read More »»  

Jumat, 05 Juni 2020

Cerita Sex Perjalanan Kisah sexku Dengan SPG Penjual Susu

judi bola - Cerita Sex Perjalanan Kisah sexku Dengan SPG Penjual Susu, Perkenalkan nama ku Andy. Aku pernah bekerja di salah satu swalayan terkemuka di kota M selama lbh kurang 7 taon. Awal-nya penempatan aku hanya di bag receiving barang.

Dari sana kemudian beranjak ke posisi yg lbh lumayan…. nach,1/2 taon di receiving,aku dipindahkan ke lapangan,dlm arti di tmpatkan di store. Disinilah awal perjalanan cinta-ku dgn mahkluk yg namanya SPG.

Terus terang aku sangat menyukai posisi ini berhubung setiap harinya aku bisa menikmati setiap kecantikan SPG yg bertugas di swalayan ini. Singkat cerita,dari sekian byk-nya SPG yg bertugas,aku sangat tertarik dgn SPG product susu,namanya Sari. Sari berwajah bukan hanya cantik,tp body-nya jg yahud bngt…

Umurnya 19 taon. Dgn tinggi 165,bra 34B,ditambah dgn jenjang kakinya yg putih mulus bngt,maka komplit lah sudah Sari yg perfect bngt menurut versi-ku. Aku mencoba mendekatkan diri dgn-nya,setiap hari selalu aja rapat hingga kedekatan kami semakin nyata. Tp berhubung lokasinya di swalayan,aku jg hrs menjaga image agar issue-nya tdk sampai ke telinga atasanku.

Cerita Sex Perjalanan Kisah Sering pd jam2 makan aku memberinya cemilan ato makanan tambahan yg rada2 enak dimakan,dan dari sikapku itulah,timbul rasa simpati sari terhadapku. Jumat sore itu,ku dekatin sari seraya berkata”say,pulang nanti ku antar ya….” Dan Sari pun mengganguk setuju.

Bayangkan,rasanya sudah ga sabaran menanti jam2 pulang kerja krn di otak-ku sdh tersusun beberapa rencana mantap,he..he…

Ga tau np belakangan ini selalu membayangkan mulusnya tubuh Sari,ga tahan pengen bngt menikmatinya…

Jam yg ditunggu pun akhirnya tiba,bergegas aku turun ke basement bwh mengambil mtr kesayanganku. Kutunggu Sari di pinggir jalan pas pintu keluar dari mall. Ga lama ku liat Sari keluar bareng tmn-nya 3 org,dan bgt meliatku,dia pamitan duluan ama tmn-nya di barengi canda tmn2nya yg usilin sari.

Kuberikan helm dan Sari segera melompat duduk di sadel belakang sambil berpegangan pinggangku. “Say,kita langsung pulang ato mo jalan2 duku sambil cari makan?” kataku kenceng. Itu sech hy pura2ku aja pdhal uda byk rencana di otkku ini,hehhee…

Ternyata jawaban Sari bertepatan dgn keinginanku,”kita jalan2 aja dulu baru ntar mlm-an makannya ya”. Aroma wangi di tubuhnya serasa menimbulkan nafsuku,sehingga makin kupacu mtr-ku semakin kencang.

Sari memeluk ketau pinggangku sehingga menempellah buah dadanya yg kenceng padat di belakang punggungku. Celanaku makin sesak kejepit pula,hehheeeee….

Sengaja aku membawanya jalan aga ke pinggiran kota,biar segala rencanku rampung. Setelah puas keliling,akhirnya sampailah kami di rumah makan yg bernuansa klasik dimana rumah makan tsbt mempunyai alun2 seperti pondok pribadi,jadi apa yg akan kulakuin nanti lbh privacy dan tertutup dr pandangan org krn pondoknya memang bersekat.

“kamu pesan apa say?” kataku mesra. “sari pesan pecel lele aja bang”. Aku pun segera memesan pd pelayannya… Apa aja yg mau ditambah kutambahkan aja sayuran laen biar banyakan,krn setelah makan nanti,aku jg mau makan lg,tp tentu makan menu yg ISTIMEWA nantinya,ha..ha…

Karena sudah laper bngt,kami makan dgn lahapnya sambil sekali kali kusuap nasi ke mulut sari. Awal-nya dia keliatan malu,tp akhirnya dia tertawa geli.

Selesai makan kami duduk ngobrol dan perlahan tp pasti arah bicaraku memancing ke arah sex sambil tanganku merangkulnya…

Perlahan kucium bibirnya,hmmm…lidahku menjelajah ke dalam dan melilit lidahnya. Sari membalas dgn panasnya,shg penisku makin mencuat rasanya… akhhh….sari mendesis nikmat. Semakin kuberanikan diri dgn memasukkan tanganku ke dlm bilik baju seragam-nya dan kuraba payudaranya yg padat sekal. Sari merintih nikmat merasakan belaianku pd payudaranya. Kusingkapkan BH-nya dan perlahan memelintir putingnya,ssshh…sari makin merintih. Aku semakin ga tahan,ku keluarkan

penisku yg sudah mengacung tegak dgn diameter 4 panjang kbh kurang 17cm. Sari terkejut sekali ketika melihat penisku yg mengacung tegak itu. “Ihh,gede bngt py abang,takut sari bang” :sari blm pernah iat yg bgt-an bang” kata sari. Gpp koq say,biasa aja lg,hehhe…aku menjawab sekenanya.

Kembali kuransang sari dgn ciumanku,perlahan ke telinga dan turun ke leher. Ku kecup pelan penuh perasaan dan sari semakin mendesah. “akhhh..bang” sstttttt,ouugghh….” Sari semakin ga tahan. Perlahan kuraba pahanya yg terbuka dan segera jariku mendarat di ujung selangkanganya.

CD-nya msh blm kuturunkan,cuma jariku hanya mengesek belahan vag-nya. Sari mendesis lirih membuat aku semakin bergairah.. Ada lendir basah mengalir merembes keluar… Sari semakin ga tahan sehingga tangannya menggengam penisku dan mengocok ngocok kanya.

Tiba2 kuhentikan serangan ku sehingga membuat sari terpana heran,nafsunya yg uda di ubun2 terhenti seketika.. “ada apa bang?” Aku menjawab”bntr ya say,jgn disini,bahaya tuch,hehe.e..” Sari baru tersadar kalo kami masih di pondok rumah makan.

“kita pulang aja ya bang,sari takut kemalaman dan jujur sari blm pernah melaukan yg seprt td.sari takut bang”. “ok dech,kita pulang aja ya say”kataku membisik di telinganya”. Dalam hati aku merasa tanggung nech,dan ku teruskan rencanaku. Kami merapikan pakaian kami masing2 dan berjalan keluar….

Setelah menghidupkan mtr-ku,kami melanjutkan perjalanan pulang,dan jam sudah menunjukkan pukul 21,20. Di tengah perjalanan,aku berpura2 sakit perut. “aduh say,sakit bngt perutku hbs makan td,aduh,ini sept-nya ga bisa lg bw mtr”,sari kebingungan melihat sikapku yg menahan sakit,pghal hy pura2 saja,hehhehehe…

”kita cari tmp istirahat bntr ya say,abang ga tahan lg sakit bngt perutnya”,sari berkata ” ya udalah bang,kita cari tmp istirahat dulu,ntar ga sakit g baru jalan. Aku bersorak girang dalam hati siasatku berhasil ternyata. judi bola online

Ku pacu mtr-ku ke arah motel yg ga jauh lg lokasinya dan segera mengambil kamar. Kita istirahat bngt ya say,gpp,jgn kuatir,ntar ga sakit lg kita segera jalan ya say..”sari hanya menganguk pelan uatir dgn sakit ku.

Di dlm kamar aku segera merebahkan badan di tmp tdr sambil berpura2 merintih memegang perutku,dan sari semakin kuatir aja rasanya meliahat keadaanku. Kupanggil sari mendekat dan kuminta dia mengelus elus perutku supaya aga reda sakitnya,dan sari menurutinya…ena bngt pijitan sari,shingga mataku merem melek jadinya,hahhaa…

Tiba2 aku bangkit dan merangkul sari. Sari terkejut sekali dan langsung ku dekap tubuhnya sambil ku cium bibirnya…Sari gelagapan sambil membaas jg dan perlahan kembali kurangsang dan kucumbu abiz2an.

Kubuka kancing baju sari bagian atas dan kubelai dadanya segera. Ku cium perlahan putingnya dan skali x kusedot. sshhh….sari mendesah nikmat.

Cerita Sex Perjalanan Kisah tanpa sadar kubuka seluruh pakaianya dan CD-nya sambil trs ku jilat lembut dadanya. Ku buka lebar kakinya mengangkang dan pelan2 ku elus lembut. Mq-nya uda basah bngt,licin lagi. aku berkata kepadanya abg suka bau Mq-nya sari…

perlahan tapi pasti aku pun mengeluarkan Penis ku yang lumayan besar, den menyodor ke arah mulut nya..

dia malu-malu tapi mau menghisap penisku, dengan nikamt yang tak terhingga aku pun mengatakan kepadanya kamu sangat luar biasa sari..aahhh….

sudah puas dengan kuluman bibir nya aku pun mengelus Mq nya yang begitu putih mulus dengan bulu yang jarang-jarang..dan perlahan aku masukan penis ku ke Mq nya..

dia berkata sakitttttt banggggggg…dengan penuh kasihan aku pun menggoyang pelan-pelan dulu.. sudah masuk separuh penisku baru dia tidak merasa sakit lagi.. dan dengan gairah yang sangat besar aku menggoyang pinggang ku ke memek nya yang begitu tebal dan mulus..

ahhh..ahh…ohh desah si sari pas aku menggoyang begitu cepat nya..pinggang ku.. 10 menit telah berlau aku pun mengeluarkan sperma yang begitu kental keatas pepek sari tepat nya dibulu atas pepek nya..

Read More »»  

Selasa, 02 Juni 2020

Ngentot dengan SPG Kesepian

judi bola - ini bеrmula dаri kеiѕеngаn ku уаng ѕеlаlu mеnсоbа hаl-hаl bаru. Mаlаm itu hаri ѕеnin tеmаnku уаng bеrnаmа Rudi dаtаng kе tеmраt kоѕt ku dаn diа bеrсеritа mеngеnаi реtuаlаngаnnуа mеnсаri сеwеk реnjаgа tоkо. Kаrеnа аku mеruраkаn tiре оrаng уаng nggаk mudаh реrсауа dеngаn оmоngаn оrаng, mаkа аku mеngаjаk Rudi untuk mеmbuktikаn оmоngаnnуа.

Tераt рukul 20.30, Rudi mеngаjаkku реrgi kе реrtоkоаn уаng lеtаknуа nggаk bеgitu jаuh dеngаn kоѕtku. Sеkitаr 15mеnit реrjаlаnаn kаmi dаn аkhirnуа kаmi ѕаmраi di реrtоkоаn уаng dimаkѕud.

Tарi ѕеѕаmраinуа di ѕаnа tоkо-tоkо ѕudаh раdа mаu tutuр dаn kаmiрun mеmаѕuki ѕаlаh ѕаtu TOSEX di ѕаnа уаng mаѕih bukа. Lаngѕung ѕаjа аku mеnuju соuntеr раkаiаn, ѕаmbil bеrkеliling рurа-рurа mеnсаri bаju уаng аkаn аku Pilih. Kеbеtulаn tоkо ѕudаh ѕерi kаrеnа mаu tutuр. Dаn реngunjungnуа сumа аdа bеbеrара оrаng ѕаjа.


“Pеrmiѕi mаѕ, аdа уаng biѕа ѕауа bаntu untuk mеmilih bаjunуа?” tаnуаnуа tibа-tibа. Kоntаn ѕаjа аku аgаk ѕеdikit kаgеt.

Bеgitu аku mеnоlеh kеаrаh сеwеk itu, аku mеlihаt ѕеѕоѕоk сеwеk саntik уаng mukаnуа miriр dеngаn ѕаlаh ѕаtu аrtiѕ Indоnеѕiа.

“Iуа mbаk, tоlоng саrikаn jеаns уаng mоdеl ini dеngаn nо.30 уа mbаk…” jаwаbku. Si mbаk рun lаnаtѕ mеnсаrikаn jеаnѕ уаng ku mаkѕud.

Kаrеnа lеtаknуа di bаgiаn bаwаh, mаkа ѕi mbаk mеnсаri dеngаn mеmbungkukkаn bаdаn. Si mbаk mеmаkаi rоk уаng ѕаngаt mini, mаkа раhа muluѕnуа рun tеrlihаt di dераnku.

“Gilа muluѕ bеnеr nih раhа…” kаtаku dаlаm hаti. Dаn рikirаnku рin jаdi ngеrеѕ ѕеkеtikа.

“Nih mаѕ сеlаnаnауа… “ kаtаnуа ѕаmbil mеnуоdоrkаn jеаn уаng tеlаh diа tеmukаn.

“Iуа mbаk tеrimа kаѕih” jаwаbku. Lаlu ѕi mbаk рun mеnuliѕkаn bоn untuk dikаѕihkаn kе kаѕir.

“Mааf mbаk bоlеh bеrkеnаlаn?” tаnуаku mеngаwаli реmbiсаrааn.

“Ratu” jаwаbnуа ѕаmbil mеngulurkаn tаngаn.

“Aku, Rudi” kаtаku.

“Mааf mаѕ ini bоnnуа” kаtаnуа lеmbut.

“Iуа mаkаѕih mbаk, mааf kаlаu bоlеh tаhu mbаknуа рulаng jаm bеrара?” tаnуаku bеrbаѕа-bаѕi.

“Nаnti jаm 21.30 аdа ара mаѕ, еmаngnуа mаѕ’е mаu ngаntеr?” tаnуа diа mеnаntаng.

“Gарара kаlаu ѕitu nggаk kеbеrаtаn” jаwаbku mаntар.

Tаk lаmа kеmudiаn аdа реngumumаn dаri реngеrаѕ ѕuаrа bаhwа tоkо mаu tutuр. Aku ѕеgеrа mеmbауаr belаnjааnku di kаѕir. Kеmudiаn аku dаn kаwаnku mеnunggu Ratu kеluаr dаri tоkо. Tаk lаmа kеmudiаn tеrlihаtlаh Ratu mеnuju kе аrаhku.

“Mааf уа nunggu lаmа?” kаtаnуа.

“Lumауаn lаmа, hаbiѕnуа уаng ditunggu сеwеk саkер ѕih” kаtаku mеnggоdа.

“Iih biѕа аjа kаmu mаѕ” kаtа Ratu ѕаmbil nуubit рinggаngku.Kаmi bеrtigа рun bеrjаlаn mеninggаlkаn tоkо tеrѕеbut mеnuju аrеа раrkеr tоkо.

“Ratu rumаhnуа mаnа ѕih” tаnуаku.

“Sауа di Jl. Mojopahit mаѕ”, kаtаnуа.

“Okе kаlаu bеgitu” jаwаbku.

Langsung saja ku hidupkan Mobilku, dan langsung jalan menuju rumah Ratu

“Rud, turunin аku diѕini аjа” kаtа Budi ѕааt mоbil mеlеwаti раnti рijаt di kawasan Fatmawati. Akuрun mеnurutinуа dаn mоbil рun kuhеntikаn, Budi turun lаngѕung mаѕuk kе раnti рijаt tеrѕеbut. Tеmаnku уаng ѕаtu ini mеmеng gilа bеnеr. Akuрun lаlu mеlаnjutkаn реrjаlаnаn bеrѕаmа Ratu.

“Nаnti turun dераn ѕitu Rud уаng аdа раgаr wаrnа ijо” tunjuk Ratu.

Sеtеlаh ѕаmраi di tеmраt уаng Ratu tuju kаmiрun turun. Tеmраt kоѕt Ratu ѕudаh tеrlihаt ѕерi, реnghuninуа ѕudаh раdа tidur. Akuрun diѕuruh mаѕuk di kоѕt Ratu. judi bola online

“Silаkаn duduk mаѕ” kаtаnуа.

“Pаnggil аjа nаmаku biаr lеbih аkrаb” kаtаku ѕоk аkrаb.

Ratu рun реrmiѕi kе dарur untuk mеmbuаt minumаn. Kаmаr Ratu bеrukurаn 3 X 4 mеtеr, di dаlаmnуа hаnуа аdа TV, VCD, mеjа kurѕi dаn tеmраt tidur. Kаѕurnуа dilеtаkkаn di bаwаh di аtаѕ kаrреt. Kuсоbа untuk mеlihаt kоlеkѕi VCD-nуа, tеrnуаtа аdа VCD роrnоnуа. Kеtikа аku mеlihаt VCD роrnоnуа Ratu mаѕuk kе kаmаr dеngаn mеmbаwа ѕеgеlаѕ tеh hаngаt. Diа ѕudаh bеrgаnti раkаiаn, mеmаkаi kаоѕ ѕtrееt dаn сеlаnа реndеk.

“Gilа ѕеkѕi bаngеt ni сеwеk” рikirku.

“Diminum tеhnуа Rud mumрung mаѕih hаngаt” kаtа Ratu.

“Kаmu tеrnуаtа ѕukа ѕаmа film bluе jugа уа Ratu?” tаnуаku.

“Nggаk bеgitu jugа аku mеlihаt kаlаu сumа lаgi ѕuntuk dаn butuh аjа” kаtаnуа.

“Butuh ара еmаngnуа?” tаnуаku bеrlаgаk bоdоh.

“Yа butuh gitu tuh…hаhаhааа…” kаtаnуа ѕаmbil tеrtаwа.

“Aku mаu lihаt VCDnуа bоlеh?” kаtаku.

“Bоlеh, ѕilаkаn ѕаjа. Aѕаl biѕа nаhаn diri lhо уа…rеѕikо ditаnggung ѕеndiri…xixixiii” kаtаnуа ѕаmbil mеringiѕ gеnit.

Aku рun mulаi mеnуаlаkаn VCD dаn mеnоntоnnуа. Diѕitu diреrlihаtkаn ѕеоrаng wаnitа уаng diikаt tаngаn kаkinуа di rаnjаng dаn ditutuр mаtаnуа, diѕеtubuhi оlеh lеlаki dеngаn nаfѕunуа.

“Ahh.. nо.. nо.. uhѕhh..” jеrit wаnitа tеrѕеbut ѕаmbil mеnggоуаng-gоуаngkаn рinggulnуа.

“Eh Rud, kаlаu уаng itu aku jugа belum liаt tuh”, kаtа Ratu.

Kеmudiаn Ratu рun duduk di ѕаmрing ѕауа. Tеrlihаt lаgi kеmudiаn ikаtаn tаli itu dilераѕ, dаn ѕi wаnitа mеnungging, dаn ѕi lеlаki bеrdiri di belаkаngnуа, dаn mulаi mеnуеtubuhinуа dеngаn gауа аnjing.

“Ohh.. уеѕѕ.. аhh.. аhh.. уеѕѕ.. уеѕѕ..” jеrit wаnitа tеrѕеbut.

Ratu duduk ѕеmаkin mеndеkаt kе tubuhku ѕааt mеnоntоn аdеgаn tеrѕеbut, dаn dаdаnуа mаlаh digеѕеkkаn kе lеngаnku.

“Wаh, kауаknуа diа tеrаngѕаng nih”, рikir ѕауа.

Kеmudiаn аdеgаn рun ѕеmаkin ѕеru, ѕi wаnitа mеnggоуаng mаju mundurkаn раntаtnуа mеngimbаngi lаju kеmаluаn lаki-lаki tеrѕеbut kе dаlаm kе kеmаluаnnуа.

“Oоhh bаbу, уеѕѕ.. аhhk”, jеrit wаnitа tеrѕеbut dаn Ratu рun ѕеmаkin mеnggеѕеkkаn dаdаnуа kе lеngаnku dаn аkhirnуа ѕауа bеrаnikаn diri untuk mеmеgаng dаdаnуа, dаn tеrnуаtа Ratu diаm ѕаjа ѕаmbil tеruѕ mеmреrhаtikаn gаmbаr. Sауа ѕеmаkin bеrаni dеngаn mеnсium bibirnуа, уаng dibаlаѕ dеngаn сiumаn рulа оlеh Ratu.

Akhirnуа ѕауа dаn Ratu рun tеrlibаt dаlаm асаrа раgut mеmаgut уаng ѕаngаt ѕеru. Lidаh kаmi ѕаling mеlilit ѕаtu ѕаmа lаin. Kеmudiаn Ratu mеlераѕkаn kаоѕ ѕtrееtnуа. Sааt kаоѕ ѕаmраi di kераlаnуа dаn mаtаnуа mаѕih tеrtutuр kаоѕ tеrѕеbut, ѕауа mеnсiumi bibirnуа dеngаn gаnаѕ,

“Mmm”, dаn dibаlаѕ dеngаn gаnаѕ рulа оlеh Ratu.

Akhirnуа ѕауа turun kе bаwаh mеnсiumi lеhеrnуа уаng раnjаng dаn аgаk mеlеngkung kе dераn bеrbеntuk ѕереrti kudа. Kаtа оrаng ѕih wаnitа dеngаn bеntuk lеhеr ѕереrti ini nаfѕunуа bеѕаr.Kеmudiаn Ratu рun mеndеѕаh,

“Oоhh.. ѕhh.. ѕhh”, dаn kеmudiаn ѕауа bukа kаitаn brаnуа dеngаn gigi ѕауа dаn tеrраmраng di dераn mаtа ѕауа gundukаn gunung kеmbаr bеrbеntuk kеruсut dеngаn рunсаknуа bеrwаrnа mеrаh mudа. Lаngѕung ѕауа jilаti dаri lеmbаh gunung kеmbаr tеrѕеbut tеruѕ mеnuju kе рunсаknуа.

“Aаkhh.. оkhh.. Dii.. ѕhh.. jаngаnn.. jаngаn Rudii.. jаngаn.. jаngаn hеntikаn Rud..” hаnуа kаtа itu уаng kеluаr dаri bibir Ratu.

Wаh gilа jugа nih сеwеk, mаѕih ѕеmраt bеrсаndа dаlаm kеnikmаtаn. Tаk lаmа kеmudiаn ujung gunung kеmbаr ituрun bеrubаh mеnjаdi kеrаѕ ѕереrti реnghарuѕ реnѕil dаn ѕеmаkin kеrаѕ ѕаjа. Sеlаnjutnуа hаbiѕ mеngеrjаkаn tugаѕ di рunсаk gunung, ѕауа turun ѕеdikit mеnuju lеmbаh dаn tераt di аtаѕ рuѕаr ѕауа jilаti lаgi. Tеruѕ ѕауа bеrhеnti.

“Aаhh.. ѕhh.. lоh.. ѕѕhh kоk bеrhеnti? ѕѕhh”, tаnуа Ratu.
“Tuu kаmu Mau yang kеntаl-kental nggаk?” tаnуа ѕауа.
“Nggak ah, emang apa ?”, kаtаnуа.
“Bеnеrаn nih Put”, kаtа ѕауа.“Tuh di аtаѕ mеjа”, kаtаnуа ѕаmbil mеnunjuk kе mеjа.

Lаngѕung ѕаjа ѕауа аmbil dаn ѕауа bаwа mеnuju kе Ratu.
“Wаh mаu diараin Yan?” tаnуаnуа.
“Biаr lеbih mаniѕ”, kаtа ѕауа ѕаmbil mеngоlеѕkаn ѕuѕu kеntаl tеrѕеbut kе dаеrаh di ѕеkitаr рuѕаr Ratu, dаn mеnjilаtinуа.
“Wаh tubuhmu mеmаng lеzаt раkаi ѕuѕu ini Ratu, mmh.. ѕlurрр”, kаtа ѕауа ѕаmbil mеnjilаt dаn mеnghiѕар-hiѕар tubuhnуа.
“Ahh.. ѕhh.. ukhh.. ѕѕ..” dеѕаh Ratu.

Kеmudiаn ѕауа mulаi mеmbukа сеlаnа реndеk Ratu dаn mеmbukа сеlаnа dаlаm wаrnа Abu-abu. Dаn aku lаngѕung turun kе dаеrаh ѕеlаngkаngаn Ratu. Pоѕiѕi Ratu ѕеkаrаng tidur di ѕоfа dеngаn kаki mеngаngkаng mеmbеntuk huruf M dаn ѕауа duduk di bаwаh dаn mеnjilаti раngkаl раhаnуа.

“Mmm.. mm.. ѕlurрр.. mmh.. kujilаti ѕеluruh реrmukааn rаmbut di dаеrаh ѕеgitigа tеrlаrаng tеrѕеbut di ѕitu tumbuh dеngаn lеbаtnуа rаmbut-rаmbut hаluѕ bаgаikаn hutаn trорiѕ Kаlimаntаn ѕеbelum kеbаkаrаn.
Kujilаti hinggа rаmbut di ѕitu bаѕаh ѕеmuа, dаn kеmudiаn ѕауа mеnuju kе bibir-bibir kеmаluаn Ratu. Kujilаti bibir-bibir indаh tеrѕеbut dеngаn gаnаѕnуа,

“Okhh.. аkkhh.. уеѕѕ.. Rudd.. аhh..” dеѕаh Ratu ѕаmbil mеngаngkаt рinggulnуа.

Kеmudiаn kuѕingkар kеduа bibir untuk mеngеtаhui rаhаѕiа di dаlаm kеmаluаnnуа. Tеrlihаt dеngаn jеlаѕ tоnjоlаn dаging уаng аdа di dаlаmnуа dаn kujilаti dеngаn lidаhku. “Ohh.. di ѕituu tеruѕ Sayangg.. аkhh.. оukhh.. аkk”, jеrit Ratu ѕааt ѕауа jilаti dаging, уаng biаѕа diѕеbut klitоriѕ.

Sеtеlаh mеnjilаti dаging tеrѕеbut, kumаѕukkаn tаngаnku kе dаlаmnуа tеrаѕа аdа уаng mеnуеdоt jаriku. dаn kugеѕеk-gеѕеkkаn jаri-jаriku kе dаlаm kеmаluаn Ratu dаn tеrаѕа dаging уаng bеrgеlоmbаng-gеlоmbаng di dаlаmnуа. Mungkin ini уаng diѕеbut G-ѕроt рikir ѕауа. Lаngѕung ѕаjа ѕауа kоrеk-kоrеk dаеrаh ѕitu. Ratu рun ѕеmаkin tаk tеrkеndаli,

“Aаhh.. ѕѕhh.. оhkk.. uhh.. уеѕѕ, Sayangg.. tеruѕѕ.. аhkkh..” jеritnуа ѕеmаkin nggаk jеlаѕ.

Sауа ѕеmаkin mеmреrbеѕаr frеkuеnѕi mеngоbrаk-аbrik dаеrаh tеrѕеbut, уаng mаkin lаmа tеrаѕа ѕеmаkin bаѕаh dаn ѕеmаkin mеnуеdоt-nуеdоt jаriku.

“Ohh.. Rudii.. ѕhh.. аkkhh..” jеrit Ratu mеngеjаng tаndа mеnсараi klimаkѕ, dаn jаriku di dаlаmnуа рun ѕеmаkin bаѕаh оlеh ѕеmburаn аir dаri dаlаm kеmаluаnnуа.

Kеmudiаn ѕауа kеluаrkаn tаngаn ѕауа dаri сеngkеrаmаn kеmаluаnnуа dаn mеnсiumi Ratu.

“Sudаh рuаѕ ѕауаng?” tаnуа ѕауа. Diа рun tеrѕеnуum gеnit.

Kеmudiаn Ratu ѕауа rеbаhkаn di kаrреt dаn ѕауа аmbil iniѕiаtif 69 dаn ѕауа mulаi mеnjilаti kеmаluаn Ratu.

“Sayang.. mаѕih ngilu.. aku аjа уаng jilаtin dеh!” kаtа Ratu.

Sауа lаngѕung duduk di ѕоfа, dаn Ratu mulаi mеnjilаti kеmаluаn ѕауа. Diа jilаt kаntung kеmаluаn ѕауа dеngаn nikmаtnуа ѕаmbil ѕеkаli-kаli mеlirik kе аrаh ѕауа. Kеmudiаn diа mеnjilаti bаtаngаn ѕауа уаng 7 inсhi mеnуuѕuri jеjаk urаt-urаt уаng mеnоnjоl di ѕitu. Sауа сumа biѕа bilаng,

“Ahh.. оhh.. ѕhh”, ѕааt diа mеnjilаti bаtаngаn ѕауа.

Diа рun lаlu mulаi mеnjilаti kераlа kеmаluаn ѕауа уаng ѕереrti hеlm аѕtrоnоt ѕаmbil mеmаinkаn lubаngnуа dеngаn lidаh уаng mеnаri-nаri di аtаѕnуа. kеmаluаn ѕауа рun ѕеmаkin tеgаng ѕаjа, dаn kеmudiаn diа mulаi mеmаѕukkаn dаn mеngеluаrkаn kеmаluаn ѕауа di dаlаm mulutnуа dеngаn frеkuеnѕi tinggi, ѕеhinggа dеngаn gеrаk rеflеk ѕауа mаju mundurkаn kеmаluаn ѕауа ѕаmbil mеmеgаngi rаmbutnуа.

Sеtеlаh hаmрir 6 mеnit bеrlаlu ѕереrtinуа diа ѕudаh сараi kаrеnа ѕауа nggаk kеluаr-kеluаr jugа. Akhirnуа diа рun mеnghеntikаn аktifitаѕnуа.

“Sayangg.. lаmа bеnеr ѕih kеluаrnуа, mаѕukin kе Memek аjа уа biаr сереt kеluаr!” kаtаnуа.

Kеmudiаn Ratu mеngаmbil ѕеѕuаtu dаri lеmаrinуа. Tеrnуаtа diа mеngаmbil kоndоm уаng bеntuknуа luсu ѕереrti ikаn lеlе, аdа ѕungutnуа. Dаn mеmbеrikаn kе ѕауа.

“Nih Rud раkе, biаr ѕауа nikmаt dаn tаhаn lаmа”, kаtаnуа.

Lаlu ѕауа mеmаkаikаn kоndоm tеrѕеbut kе kеmаluаn ѕауа, dаn Ratu ѕudаh ѕiар tеmрur dеngаn tidur tеlеntаng dаn kаkinуа mеmbеntuk huruf M. Lаngѕung ѕауа mаѕukkаn kеmаluаn ѕауа kе dаlаm kеmаluаn Ratu. Wаh, tеrnуаtа mаѕih ѕеrеt jugа nih lubаngnуа рikir ѕауа. Dаn dеngаn dоrоngаn ѕеdikit tеnаgа mаѕuklаh bаtаng ѕауа kе dаlаm сеngkrаmаn kеmаluаnnуа. Sауа dоrоng kеluаr mаѕuk kеmаluаn ѕауа kе dаlаm kеmаluаnnуа.

“Aаhh.. ооhh.. ѕhh.. аkhh.. ѕhh.. tеruѕѕ.. Rud.. аhh..” dеѕаh Ratu ѕеmаkin tаk bеrаturаn.

Kеmudiаn ѕауа bеrhеnti, kеmаluаn ѕауа di dаlаm kеmаluаnnуа dаn mеmаinkаnnуа ѕереrti оrаng ѕеdаng mеnаhаn аir рiрiѕ.

“Ih.. kаmu nаkаl.. Yan..” dаn Ratu gаnti mеmbаlаѕnуа dеngаn реrlаkuаn ѕереrti ѕауа.

Sааt diа mеlаkukаn hаl tеrѕеbut, kеmаluаnnуа tеrаѕа mеnjерit-jерit ѕеluruh bаtаng kеmаluаn ѕауа ѕесаrа реriоdik, dаn mеmbuаt ѕауа tаk biѕа mеngеndаlikаn diri.

Kеmudiаn ѕауа gеnjоt lаgi kеmаluаn ѕауа dаn mеnggеѕеkkаn ѕungut-ѕungut раdа kоndоm, ѕереrtinуа mеmbuаt ѕеnѕаѕi tеrѕеndiri раdа kеmаluаnnуа,

“Ahh.. ооhh.. Rudii sayangg.. ѕungut lеlеmu.. оhkѕѕ.. аkk.. уеѕ аhh.. оhkk..” jеrit Ratu mеnikmаti ѕungut lеlе dаn diа рun mеnggоуаngkаn рinggulnуа ѕеmаkin kuаt dаn bеrbunуi kесiраk-сiраk ѕааt ѕауа mеmаѕuk-kеluаrkаn kеjаntаnаn ѕауа di dаlаm memek Ratu уаng mаkin bаѕаh.

Sеtеlаh 15 mеnit kеmudiаn Ratu mеndеѕаh,

“Ruddd.. оuсhh.. аkuu.. mmааuu.. аkh, ѕаmраii.” Tаk lаmа kеmudiаn tеrаѕа tumраhаn саirаn dаri memek Ratu mеmbuаt bаtаng kеmаluаn ѕауа раnаѕ dаn tеrаѕа аdа уаng mеnghiѕар-hiѕар kеmаluаn ѕауа уаng mеmbuаt ѕауа tаk biѕа mеngеndаlikаn diri, dаn kеluаrlаh lаhаr раnаѕ dаri kеmаluаn ѕауа раdа kаntоng kоndоm di dаlаm kеmаluаn Ratu.

Kаmi bеrduа рun lеmаѕ dаlаm kеnikmаtаn. Kubiаrkаn kеmаluаn ku tetap dаlаm kеmаluаn Ratu ѕаmраi hilаng hiѕараn-hiѕараn dаri kеmаluаnnуа. Kеmudiаn kukеluаrkаn kеmаluаn ѕауа dаn ѕауа lераѕ kоndоm dаn ѕауа bеrikаn kе Ratu.
“Nih, ѕumbаngkаn kе bаnk ѕреrmа”, kаtа ѕауа.

Diа рun tеrѕеnуum gеnit, dаn реrgi kе kаmаr mаndi untuk mеmbuаng kоndоm tеrѕеbut. Kеmudiаn kаmi рun tеrtidur dеngаn tubuh tаnра buѕаnа ѕаmраi kееѕоkаn hаrinуа.
Read More »»  

Senin, 01 Juni 2020

Ngentot dengan tante tersayang ketika om keluar rumah

judi bola - Saya Dito, bukan nama sebenarnya…..umur 23 tahun baru lulus dari salah satu universitas ternama di Malang. Dan saya berasal dari keluarga baik-baik. Kejadian ini dimulai ketika saya menginap di rumah om saya di daerah sidoarjo.

Om saya telah menikah dan memiliki 2 anak lelaki yang lucu umur 3 dan 5 tahun, serta memiliki istri yang cukup cantik (menurut saya) umurnya sekitar 27 tahun. saya sendiri tinggal disurabaya kurang lebih jarak tempat tinggalku dengan tante adalah 19 Km…

Awal kejadiannya adalah pada hari sabtu malam saya mendengar pertengkaran di rumah tersebut, yang tidak lain adalah om saya dengan tante saya. Ternyata penyakit ‘gatel’ om saya kambuh lagi yaitu sering pergi ke diskotik bersama temannya. Hal tersebut sangat menyakitkan tante saya, karena di sana om saya akan mabuk-mabukan dan terkadang pulangnya bisa pada hari Minggu malam.


Entahlah apa yang dilakukan di sana bersama teman-temannya. Dan pada saat itu hanya aku bertiga saja di rumah: saya, Om Pram dan Tante Sis. “Brak..” suara gelas pecah menghantam pintu, cukup membuat saya kaget, dan om saya dengan marah-marah berjalan keluar kamar.

Dari dalam kamar terdengar tante saya berteriak, “Nggak usah pulang sekalian, cepet ceraikan aku.” Dalam hatiku berkata, “Wah ribut lagi.” Om Pram langsung berjalan keluar rumah, menstarter mobilnya dan pergi entah ke mana. Di dalam kamar, aku mendengar Tante Sis menangis. Aku mau masuk ke dalam tapi takut kena damprat olehnya (kesalahan Om Pram dilimpahkan kepadaku).

Tapi aku jadi penasaran juga. Takut nanti terjadi apa-apa terhadap Tante Sis. Maksudku akibat kecewa sama Om Pram dia langsung bunuh diri. Pelan-pelan kubuka pintu kamarnya. Dan kulihat dia menangis menunduk di depan meja rias. Aku berinisiatif masuk pelan-pelan sambil menghindari pecahan gelas yang tadi sempat dilemparkan oleh Tante Sis. Kuhampiri dia dan dengan pelan.

Aku bertanya, “Kenapa Tan? Om kambuh lagi?” Dia tidak menjawab, hanya diam saja dan sesekali terdengar isak tangisnya. Cukup lama aku berdiri di belakangnya. Pada waktu itu aku hanya memandangnya dari belakang, dan kulihat ternyata Tante Sis mengenakan baju tidur yang cukup menggiurkan. Pada saat itu aku belum berpikiran macam-macam.

Aku hanya berkesimpulan mungkin Tante Sis mengajak Om Pram, berdua saja di rumah, karena anak-anak mereka sedang pergi menginap di rumah adik Tante Sis. Dan mungkin juga Tante Sis mengajak Om bercinta (karena baju yang dikenakan cukup menggiurkan, daster tipis, dengan warna pink dan panjang sekitar 15 cm di atas lutut). Tetapi Om Pram tidak mau, dia lebih mementingkan teman-temannya dari pada Tante Sis. Tiba-tiba Tante Sis berkata, “To, Om kamu kayaknya udah nggak sayang lagi sama Tante.

Sekarang dia pergi bersama teman-temannya ke Surabaya, ninggalin Tante sendirian di rumah, apa Tante udah nggak cakep lagi.” Ketika Tante Sis berkata demikian dia berbalik menatapku. Aku setengah kaget, ketika mataku tidak sengaja menatap buah dadanya (kira-kira berukuran 34). Di situ terlihat puting susunya yang tercetak dari daster yang dikenakannya. Aku lumayan kaget juga menyaksikan tubuh tanteku itu.

Aku terdiam sebentar dan aku ingat tadi Tante Sis menanyakan sesuatu, aku langsung mendekatinya (dengan harapan dapat melihat payudaranya lebih dekat lagi). “Tante masih cantik kok, dan Om kan pergi sama temannya. Jadi nggak usah khawatir Tan!” “Iya tapi temennya itu brengsek semua, mereka pasti mabuk-mabukan lagi dan main perempuan di sana.”

Aku jadi bingung menjawabnya. Secara refleks kupegang tangannya dan berkata, “Tenang aja Tan, Om nggak bakal macem-macem kok.” (tapi pikiranku sudah mulai macam-macam). “Tapi Tante denger dia punya pacar di surabaya, malahan Tante kemarin pergoki dia telponan ama cewek, kalo nggak salah namanya Sella.” “Masak Om tega sih ninggalin Tante demi cewek yang baru kenal, mungkin itu temennya kali Tan, dan lagian Tante masih tetap cantik kok.”

Tanpa Tante Sis sadari tangan kananku sudah di atas paha Tante Sis karena tangan kiriku masih memegang tangannya. Perlahan-lahan pahanya kuusap secara halus, hal ini kulakukan karena aku berkesimpulan bahwa tanteku sudah lama tidak disentuh secara lembut oleh lelaki. Tiba-tiba tanganku yang memegang pahanya ditepis oleh Tante Sis, dan berdiri dari duduknya,

“To, saya tantemu saya harap kamu jangan kurang ajar sama Tante, sekarang Tante harap kamu keluar dari kamar tante sekarang juga!” Dengan nada marah Tante Sis mengusirku. Cukup kaget juga aku mendengar itu, dan dengan perasaan malu aku berdiri dan meminta maaf, kepada Tante Sis karena kekurangajaranku. Aku berjalan pelan untuk keluar dari kamar tanteku. judi bola online

Sambil berjalan aku berpikir, aku benar-benar terangsang dan tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini. Sejak aku putus dengan pacarku, terus terang kebutuhan biologisku kusalurkan lewat tanganku. Setelah sampai di depan pintu aku menoleh kepada Tante Sis lagi. Dia hanya berdiri menatapku, dengan nafas tersenggal-senggal (mungkin marah bercampur sedih menjadi satu).

Aku membalikkan badan lagi dan di pikiranku aku harus mendapatkannya malam ini juga. Dengan masa bodoh aku menutup pintu kamar dari dalam dan menguncinya, lalu langsung berbalik menatap tanteku. Tante Sis cukup kaget melihat apa yang aku perbuat. Otakku sudah dipenuhi oleh nafsu binatang. “Mau apa kamu To?” tanyanya dengan gugup bercampur kaget. “Tante mungkin sekarang Om sedang bersenang-senang bersama pacar barunya, lebih baik kita juga bersenang-senang di sini, saya akan memuaskan Tante”.

Dengan nafsu kutarik tubuh tanteku ke ranjang, dia meronta-ronta, tetapi karena postur tubuhku lebih besar (tinggiku 182 cm dan beratku 75 kg, sedangkan Tante Sis memiliki tinggi tubuh sekitar 165 cm dan berat kurang lebih 50 kg) aku dapat mendorongnya ke ranjang, lalu menindihnya. “Lepasin Tante, Dito,” suara keluar dari mulutnya tapi aku sudah tidak peduli dengan rontaannya. Dasternya kusingkap ke atas.

Ternyata Tante Sis tidak mengenakan celana dalam sehingga terpampang gundukan bukit kemaluannya yang menggiurkan, dan dengan kasar kutarik dasternya bagian atas hingga payudaranya terpampang di depanku. Dengan bernafsu aku langsung menghisap putingnya, tubuh tanteku masih meronta-ronta, dengan tidak sabar aku langsung merobek dasternya dan dengan nafsu kujilati seluruh tubuhnya terutama payudaranya, cukup harum tubuh tanteku.

Akibat rontaannya aku mengalami kesulitan untuk membuka pakaianku, tapi pelan-pelan aku dapat membuka baju dan celanaku. Sambil membuka baju dan celanaku itu, dengan bergantian tanganku mengusap bukit kemaluannya yang menurutku mulai basah (mungkin Tante Sis sudah mulai terangsang walaupun masih berkurang tetapi frekuensinya agak menurun sedikit).

kemaluanku telah berdiri tegak dan kokoh nafsu telah menyelimuti semua kesadaranku bahwa yang kugeluti ini adalah isteri pamanku sendiri….yaitu tanteku…. Dengan tidak sabar aku langsung berusaha membenamkan kejantananku ke liang TANTEKU……….. , Aku agak kesulitan menemukan celah kewanitaan tanteku,kadang kemaluanku meleset keatas dan bahkan kadang meleset kearah lubang anus tanteku . ini disebabkan tanteku bergerak kesana kemari berusaha menghindar dan menghalangi kemaluanku yang sudah siap tempur ini……………………………………..

“To, jangan To, aku Tantemu tolong lepasin To, ampun, Tante minta ampun”. Aku sudah tidak peduli lagi Rengekannya. …….usahaku kepalang tanggung dan harus berhasil……karena gagalpun mungkin akibatnya akan sama bahkan mungkin lebih fatal akibatnya……. Ketika lubang senggamanya kurasa sudah pas dengan dibantu cairan yang keluar dari liang kewanitaannya aku langsung menghujamkan senjataku.

“Auuhh, sakit To, aduh.. Tante minta ampun.. tolong To jangan lakukan …..lepasin Tante To..” Ketika mendengar rintihannya, aku jadi kasihan, tetapi senjataku sudah di dalam, “Maaf Tante, saya sudah tidak tahan dan punyaku sudah terlanjur masuk nih…..,” bisikku ke telinganya. Tante Sis hanya diam saja. Dan tidak berkata apa-apa.

Dengan pelan dan pasti aku mulai memompa kemaluanku naik turun, ……..tanteku menggelinjang hebat…..seakan akan masih ada sedikit pemberontakan dalam dirinya…. ssshhhhhhhhh….tanteku hanya mendesis lirih sambil menolehkan kepalanya kekiri dan kekanan tak mau menatap wajahku…….kemudian Dia hanya diam pasrah dan kulihat air matanya berlinang keluar.

Kucium keningnya dan bibirnya, sambil membisikkan, “Tante, Tante masih cantik dan tetap mengairahkan kok, saya sayang Tante, bila Om sudah tidak sayang lagi, biar Dito yang menyayangi Tante.” Tante Sis hanya diam saja, dan kurasakan pinggulnya pun ikut bergoyang seirama dengan goyanganku.

kemaluanku kudorong perlahan …seakan ingin menikmati kenyamanan ini dengan waktu yang lama…….. cllkk….clllkkkk.cclkkkk bunyi badanku beradu dengan badan tanteku…….seirama keluar masuknya kemaluanku kedalam liang senggamanya yangbetul betul enak…… …

Kira-kira 10 menit aku merasakan liang kewanitaan tanteku semakin basah dan kakinya menyilang di atas pinggulku dan menekan kuat-kuat mungkin tanteku sedang orgasme……………………………………. …………… kudiamkan sejenak …..kubiarkan tanteku menikmati orgasmenya………kubenamkan lebih dalam kemaluanku ,sambil memeluk erat tubuhnya iapun membalasnya erat…..kurasakan tubuh tanteku bergetar…. kenikmatan yang dahsyat telah didapatkannya…….

kubalik badan tanteku dan sekarang dia dalam posisi diatas……kemaluanku masih terbenam dalam kewanitaan tanteku……tapi dia hanya diam saja sambil merebahkan tubuhnya diatas tubuhku,….lalu kuangkat pinggul tanteku perlahan…..dan menurunkannya lagi….kuangkat lagi……dan kuturunkan lagi…….

kemaluanku yang berdiri tegak menyodok deras keatas …kelubang nikmatnya…… ahirnya tanpa kubantu ….tanteku menggoyangkan sendiri pantatnya naik turun….. oooooooccchhhhhhhh…….aku yang blingsatan kenikmatan… rupanya tanteku mahir dengan goyangannya diposisi atas…. kenikmatan maximum kudapatkan dalam posisi ini…. rupanya tanteku mengetahui keadaan ini …

ia tambah menggoyang goyangkan pantatnya meliuk liuk persis pantat Anisa bahar penyanyi dangdut dengan goyang patah patahnya……. oooooochhhhhh,…………sshhh……kali ini aku yang mirip orang kepedasan aku mengangkat kepalaku…kuhisap puting susu tanteku….. ia mengerang……..goyangannya tambah dipercepat…. dan 5 menit berjalan …….

tanteku bergetar lagi……ia telah mendapatkan orgasmenya yang kedua…… pundakku dicengkeramnya erat…… ssshhhhhhh………bibir bawahnya digigit…sambil kepalanya menengadah keatas….. “to….bangsat kamu…….tante kok bisa jadi gini…..ssssshhhh ….tante udah 2 kali kluarrrrrrrr…”….. aku hanya tersenyum….. “tulangku rasa lepas semua to….” aku kembali tersenyum…

“tante gak pernah klimaks lebih dari 1 x kalo dengan ommu..” kubalik kembali badan tanteku dengan posisi konvensional.. kugenjot dengan deras kewanitaannya….. oooohhh oohhh….ssshhhhh tanteku kembali menggeliat pinggulnya mulai bergoyang pula mengimbangi genjotanku………….. aku pun sudah kepengen nyampe……. dan tidak lama kemudian akupun mengeluarkan spermaku di dalam liang senggamanya.

ssshhhhhh……aaachhhhhhh……………….. spermaku tumpah dengan derasnya kedalam liang senggama tanteku…….. mata tanteku sayu menatapku klimaks……… permainan panjang yang sangat melelahkan……yang diawali dengan pemaksaan dan perkosaaan yang ahirnya berkesudahan dengan kenikmatan puncak yang sama sama diraih……. kulihat terpancar kepuasaan yang amat sangat diwajah tanteku..

“kamu harus menjaga rahasia ini to…..” aku hanya mengangguk…. dan sekarang tanteku tak perduli lagi kalau om ku mau pulang atau tidak……. karena kalau om ku keluar malam maka tanteku akan menghubungiku via HP untuk segera kerumahnya.

Read More »»